HEADLINE

Kepala SMPN 6 Nekamese Dukung Program Pendidikan, 'Serentak Bergerak Wujudkan Merdeka Belajar

 

Kupang, –Jejakhukumindonesia.com,Yulianti  Pulungtana, SPd., Kepala Sekolah SMPN 6 Nekamese, Kecamatan nekamese Kabupaten Kupang ketika ditemui media ini sehari setelah Hari Pendidikan Nasional mengatakan, "kita sangat mendukung program pemerintah khususnya di bidang pendidikan, dengan motto: Serentak Bergerak Wujudkan Merdeka Belajar."

 Yulianti lebih lanjut menjelaskan responnya sebagai Kepsek mewakili para guru dan anak didik dalam mengimplementasikan program pendidikan tersebut di sekolannya dan sebaliknya meminta kebijakan pemerintah terhadap guru honor dan kontrakan.

 "Kami para guru dan anak-anak diberikan  kebebasan belajar mengajar. Kami berharap dengan program ini pemerintah juga memperhatikan kami dalam mendorong dan menggerakan anak-anak untuk belajar dengan hati yang bebas atau merdeka.  Perhatian pemerintah itu khususnya terlebih kepada guru honor dan tenaga kontrak," terangnya.

Menurut Kepsek SMPN 6 Nekamese, Program Merdeka Belajar ini merupakan program yang memberikan peluang kepada para guru agar mampu mengembangkan potensi diri, berkreatif, inovatif sehingga bisa memiliki kompetensi yang lebih demi meningkatkan kualitas anak-anak didik. 

Anak siswa di SMP negeri  6 Nekamese kalau mau terapkan sistem online atau daring agak sulit, jadi lebih dengan off line. Karena yang memiliki hp android juga sedikit, dan kebanyakan tidak punya hp. Yang punya hp juga tidak bisa kita lakukan sistem belajar dengan  aplikasi classroom kita hanya gunakan untuk WA membagikan informasi soal kegiatan sehingga  mereka dapat siap untuk belajar.  

Selama masa pandemi ini juga kita menerapkan sistem BDR, Belajar Dari Rumah yang akan didampingi guru. Menurut kepsek, strategi pendampingan itu dibagi dalam 8 tim yang terdiri dari guru guru yang tinggal berdekatan dengan siswa di sekitar nekamese yang melakukan koordinasi antara sesama guru dalam giat pendampingan siswa siswa belajar dari rumah."beber yulianti. 

Tim guru ini akan turun ke titik kumpul siswa yang bentuk kelompok untuk belajar. 

Titik kumpul itu sebagai rombongan belajar yang dibentuk atas kesepakatan sekolah, orangtua siswa dan komite. Soal tempat untuk titik kumpul itu juga ditawarkan oleh orangtua sendiri, seperti ibu pendeta menyediakan teras depan gereja, orangtua siapkan rumahnya, dusun memberi ruang rapat dusun dan sebagainya. Ini yang kita gunakan sekolah untuk kegiatan belajar sejak tahun 2020 dan 2021 masa pandemi covid 19.

Untuk kegiatan ujian UAS  bagi siswa semester sembilan tahun ini kita laksanakan di sekolah dengan penerapan protokol kesehatan sesuai standar yang berlaku.  Sebelumnya ujian dilaksanakan dari rumah. Kita memang dari dinas memberihkan arahan sesuai petunjuk bisa memilih belajar di sekolah atau di rumah untuk tahun sekarang. Tapi kita selalu bangun kesepakatan dengan orangtua sehingga keputusannya tetap kita pilih belajar dari rumah. Demikian ujian semester genap dan UAS dilaksanakan di sekolah juga berdasarkan komunokasi atau kesepakatan dengan orangtua siswa dan komite.

UAS  SMPN 6 Nekamese tahun ini ada 36 siswa yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.  Dalam upaya pencegahan pandemik virus corona  ruangan ujian  disiapkan 2 ruang. Ujian Akhir Sekolah ( UAS) diperkirakan selama 1 minggu yang diawasi oleh guru sekitar 15 orang."Ungkapnya. 

Karena itu ia berharapan  sekolah ini semoga menjadi perhatian pemerintah di bidang pendidikan pada sekolah tersebut, lagi pula kegiatan belajar mengajar sekarang lebih banyak sistem online, daring.

Terkait dengan peringatan Hardiknas kali ini, Yulianti mengungkapkan,  "tahun 2021 ini kami tidak ada upacara peringatan hardiknas dan ini sudah dua tahun sejak tahun 2020 karena masih dalam kondisi pandemik covid-19.

Sebelumnya di tahun 2019 di SMPN 6 Nekamese ada upacara peringatan Hardiknas dan semua guru, staf dan siswa berpakaian versi adat, budayaTimor." jelasnya. 

"Kepada orangtua diharapkan sebagai mitra membantu sekolah dalam mengawasi,membimbing dan mendidik anak di rumah karena situasi sekarang anak lebih banyak berada di rumah. Hal ini terutama dari aspek pembentukan karakter anak. Ini penting karena dalam kondisi sekarang akibat pertemanan dan agak bebas anak perlu dapat perhatian orangtua. Jadi kita harapkan kemitraan yang baik kita bangun demi masa depan anak," tutur kepsek.

Senada dengan kepala sekolah para guru yang ditemui media ini secara singkat menyampaikan, bahaw soal belajar di masa pandemik covid, menurut para guru secara psikologis semangat belajarnya menurun, karena anak belajar dari rumah melihat ini sebagai libur panjang. Sehingga butuh penerapan pendampingan belajar yang terarah. 

Sementara soal dampak badai seroja,  "bagi sekolah dan siswa tak terlalu terasakan. Siswa malah setelah badai mereka datang melihat gedung sekolah ini. Kerusakan akibat badai hanya seng atap yang terlepas dan kita telah memperbaikinya," kata salah seorang guru.(hm)

Baca juga