HEADLINE

Prodi Teknik Pembuatan Tenun Ikat FST Undana dan Ina Ndao Latih Pengrajin Tenun Desa Nekmese Amarasi Selatan

 

KUPANG ; Jejakhukumindonesia.com, Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Program Studi (Prodi) Teknik Pembuatan Tenun Ikat Fakultas Sains dan Teknik (FST) Universitas Nusa Cendana dalam kerjasama dengan Centra Tenun Ikat Ina Ndao mengadakan Pelatihan Teknik Pewarnaan bagi Pengrajin Tenun di Desa Nekmese Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang. 

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu (03/06/202) lalu, bertempat di rumah Ibu Emi Doko, Dusun 1 Desa Nekmese. Pelatihan tersebut diikuti 18 peserta yang terdiri dari; 10  pengurus dan anggota Kelompok Tenun Desa Nekmese sebagai mitra kegiatan, dan 8 orang tim PKM; dua (2) orang dosen  dan  enam (6) orang mahasiswa Teknik Pembuatan Tenun Ikat, FST Undana. Pelaksanaan kegiatan pelatihan tetap mengedepankan protokol kesehatan (prokes).

Tim PKM Prodi Teknik Pembuatan Tenun Ikat FST Undana ini diketuai oleh Rima N. Selan, ST., MT.,  dan beranggotakan;  Ariency Kale Ada Manu, ST., MT., dan Theodora Murni C. Tualaka, ST., M.Arch.


Ketua PKM Prodi Teknik Pembuatan Tenun Ikat FST Undana, Rima N. Selanjutnya menjelaskan, bahwa pelatihan tersebut bmerupakan kegiatan Pengabdian mereka kepada masyarakat. Khususnya kepada masyarakat (pengrajin tenun ikat, red) Desa Nekmese yang menghadapi beberapa kendala dalam hal pewarnaan, yakni kurangnya pengetahuan  tentang teknik pewarnaan sehingga tidak ada variasi warna hasil tenunan. 

“Dalam pelatihan ini, kami akan memperkenalkan penggunaan pewarna tekstil sebagai pelengkap, peningkat varian warna selain pewarna alami dengan harapan akan membantu menyediakan varian warna dengan waktu yang lebih cepat dalam pewarnaan,” jelas Rima.

Dorce Lussi dari Sentra Tenun IkatvINA NDAO Kupang, selaku narasumber pada kegiatan ini memaparkan bahwa pewarnaan alam sangat bagus tapi butuh waktu yang lama dalam prosesnya, secara ekonomi tidak semua orang dapat menjangkau harganya. Sedangkan pewarnaan dengan  wantex, hasilnya luntur dan mengecewakan pembeli. “Oleh karena itu kami mengenalkan pewarnaan jenis Napthol,“ jelasnya. 


Menurut Dorce, Zat Warna Napthol  terbentuk di dalam serat waktu pencelupan, yang merupakan hasil reaksi komponen senyawa napthol dengan senyawa garam diazonium.  Untuk dapat dipergunakan dalam pencelupan maka napthol harus diubah menjadi naptholat terlebih dahulu. “Motif NTT sudah beranekaragam, tujuan kita dari kegiatan ini adalah untuk mempertahankan mutu dan mempercepat waktu proses,”tegas Dorce.

Dalam kesempatan itu, Dorce juga menegaskan bahwa tenunan bukan hanya untuk acara adat tetapi untuk menjamin ekonomi keluarga. “Mari memperkuat ekonomi keluarga lewat tenun, “ ajak Dorce.

Sementara itu, Emi Doko selaku Ketua Kelompok Tenun Desa Nekmese sekaligus tuan rumah kegiatan pelatihan merasa senang sekali dengan pelatihan yang diadakan Tim PKM ini. 

“Suatu kesyukuran bagi kami mendapat kesempatan ikut pelatihan ini. Ini menambah referensi pewarnaan bagi kami. Semoga ke depannya tenunan dari Amarasi mampu bersaing di pasaran,”harap Emi.

Pada kesempatan tersebut, Sentra Tenun Ina Ndao menawarkan kerjasama dan bersedia membantu proses pemasaran dan penjualan produk hasil tenunan dari  Kelompok Tenun Desa Nekmese. (red/gsn)

Baca juga