HEADLINE

Gubernur NTT Ancam Penjarakan Yang Ganggu Lokasi Usaha Ternak Sapi di Sumba Timur

 


WAINGAPU;Jejakhukumindonesia.com Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) mengancam akan memenjarakan salah satu tuan tanah di Kampung Rende Prayawa desa Rindi, Kecamatan Rindi Kabupaten Sumba Timur, Umbu Maramba Hawu. Ancaman Gubernur VBL ke Umbu Meramba Hawu dan keluarga diduga gegara Pemprov NTT mengklaim tanah milik Umbu Maramba Hau dan keluarga sebagai aset Pemprov NTT. Gubernur VBL bahkan mengancam memukul salah satu anggota keluarga Umbu Maramba Hau.

Demikian informasi yang dihimpun tim media ini berdasarkan cuplikan video yang telah beredar lewat pesan WhatsApp/Wa dan Facebook/FB sejak Senin (29/11/2021), yang mempertontonkan debat sengit Gubernur VBL dan Umbu Maramba Hawu (tuan tanah, red) terkait obyek tanah yang sedang direncanakan Pemprov NTT menjadi lokasi usaha ternak sapi untuk menghasilkan daging sapi premium di 'Bumi Sandel Wood' itu.

“Dengar baik-baik, datang omong supaya saya urus buat- baik-baik buat kalian saya ikut. Tetapi, kalau kalian berbeda dengan pemerintah supaya ganggu, saya akan berhadapan dengan kalian. Saya tidak tembak kalian, tidak ada. Saya angkut kalian kasih masuk di penjara. Kalian berhadapan dengan pemerintah, dengar itu baik-baik.  Saya yang berurusan, saya Gubernur, saya tidak takut,” tegas Gubernur VBL sebagaimana cuplikan video percakapan VBL dan Umbu Maraba Hawu. 

Video berdurasi 3 menit 26 detik tersebut, juga mempertontonkan Gubernur VBL tampak naik pitam dan mengeluarkan kata atau kalimat ancaman memukul anggota keluarga Umbu Maramba Hawu yang tampak ikut menyela perkacakapan  Gubernur VBL dengan Umbu Maramba Hawu terkait obyek tanah yang akan dijadikan lokasi range sapi itu.

“Bukan (bukan tanah milik alm. Umbu Mehang Kunda, red), dia senior, dia datang sendiri sama saya. Bukan tempat Umbu Mehang tidak apa-apa, tetapi karena dia datang sendiri sama saya, dia ajar saya ini tempat bagaimana. Jadi, tanah ini  masuk tanah Provinsi (Pemprov NTT, red) punya aset. Kau jangan bantah-bantah, nanti saya bangun saya falungku (tonjok atau pukul, red) engkau,” ucap Gubernur VBL tegas. 

Menurut Gubernur VBL sebagaimana cuplikan video tersebut, obyek tanah tersebut merupakan titipan alm. Umbu Mehang Kunda untuk Pemprov NTT dan harus dikelola secara baik untuk kebaikan masyarakat. "Dia (Umbu Mehang Kunda, red) ajak saya kasih tunjuk keliling (lokasi obyek tanah, red), naik ini tempat,” ungkap VBL.

Menurut informasi yang dihimpun tim media ini dari salah satu sumber yang enggan menyebutkan namanya, dan yang menyaksikan langsung perdebatan sang Gubernur dan tuan tanah tersebut, kejadian itu bermula dari Umbu Maramba Hawu yang mengetahui kedatangan atau kunjungan kerja Gubernur VBL ke Sumba Timur, ke Karamba Kecamatan Rindi-Sumba Timur. 

Umbu Maramba Hawu datang bersama beberapa anggota keluarganya bertemu langsung Gubernur VBL di tempat dimana sang Gubernur beristirahat dan mempertanyakan perihal surat pelepasan hak obyek tanah yang sekarang direncanakan Pemprov NTT (Gubernur VBL, red) menjadi lokasi peternakan sapi dan yang diklaim Pemprov NTT merupakan aset daerah. 

Sebelumnya, lanjut sumber itu, obyek tanah tersebut digunakan oleh mantan Bupati Sumba Timur, alm. Umbu Mehang Kunda untuk lokasi range sapi. Kemudian, tanah tersebut dikabarkan kini telah menjadi aset Pemprov NTT. Karena itu, merasa keluarganya tidak pernah menyerahkan tanah tersebut ke Pemprov  NTT, maka sangat tuan tanah Umbu Maramba Hawu mempertanyakan siapa yang menyerahkan tanah tersebut ke Pemprov NTT sehingga saat ini diklaim sebagai aset Pemda Provinsi NTT.

“Saya hanya mau minta tolong itu surat penyerahan itu siapa yang serahkan? Itu saja dan saya gara-gara itu tanah, saya mau mati, keluarga saya juga mau mati. Sekarang pun mau tembak, sekarang! Saya pun mau mati!” tegas Umbu Maramba Hawu.

 

Mendengar kata-kata Umbu Maramba Hawu itu, Gubernur VBL bertanya lebih lanjut, “Siapa yang mau kasih mati (Umbu Marambah Hau)?  Saya datang disini bukan untuk kasih mati lu (anda). Saya datang disini untuk urus kalian punya hidup, makanya saya mau urus ini tanah. Kau mengerti atau tidak?" tanya Gubernur VBL lagi. 

Sang Gubernur lalu lanjut menjelaskan, bahwa untuk membuat orang mati itu hal gampang, tetapi menghidupkannya susah atau sulit. "Ngerti kau? Saya pake kepala (berpikir, red) disini, bikin supaya orang bisa hidup. Dengan bangun ini tempat orang hidup, bukan bikin (membuat) mati orang,” tegas VBL.

Tampak dalam debat sebagaimana video, Gubernur VBL  berusaha membangun komunikasi dan mengajak  Umbu Maramba Hawu untuk berpartisipasi bekerjasama mendukung Pemprov NTT dalam pengembangan usaha sapi di lokasi tersebut, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat Sumba Timur, termasuk bagi keluarga Umbu Maramba Hawu dimasa depan. 

“Paling benar, sekarang bapa hidup disini, saya gubernur, mari kita atur ini tempat baik-baik; piara sapi yang dagingnya premium. Dan itu kita butuh manusia-manusia (orang) datang kesini. Bapak (Umbu Maramba Hawu, red) berpartisipasi dan anak cucu dari bapa akan hidup karena daging premium yang baik kedepan. Setuju tidak kalau begitu?” Tanya VBL.

Menjawab pertanyaan Gubernur VBL, Umbu Maramba Hawu menjelaskan, bahwa dirinya hanya (datang) untuk minta klarifikasi dari Gubernur VBL soal siapa yang menyerahkan tanah tersebut dan dimana dokumennya. “Dan saya gara-gara itu tanah, saya mau mati, keluarga saya juga mau mati. Sekarang pun mau tembak, sekarang! Saya pun mau mati!” tegas Umbu Maramba Hawu.

Menurut Umbu Maramba Hawu, tanah yang akan dijadikan lokasi range sapi oleh Pemprov NTT itu, tidak akan ia serahkan begitu saja, kalau tidak ada bukti surat penyerahan tanah tersebut dari orangtuanya ke Pemprov NTT. 

“Saya tidak melawan pemerintah, tidak melawan Gubernur karena itu sebagai aturan, tetapi kita sebagai manusia yang tahu, berarti kita harus menghargai hak ulayat. Kita (Pemprov NTT, red) harus menghargai, karena  ini sudah ada di dalam aturan, itu saja. Tetapi kalau pak Gubernur kasar-kasar begini, eh saya juga tidak mau lari, mati na mati. Saya punya keluarga juga banyak, mereka mau mati juga gara-gara ini tanah,” ucap Umbu Maramba Hawu bergeming.

Di hadapan Gubernur VBL, Umbu Maramba Hawu lanjut mengungkapkan, bahwa sebelumnya ia dan keluarga telah menyerahkan tanah 10.000 Ha  ke BMT dan juga ribuan hektar kepada SMN. “Apa lagi yang saya tidak baik ini? Itu untuk negara ini, untuk Gubernur,” tandasnya.

Oleh alasan itulah, lanjutnya, ia meminta kembali lahan yang pernah dijadikan lokasi usaha ternak sapi di zaman almarhum Bupati Umbu Mehang Kunda, karena menurutnya tidak pernah ada penyerahan hak tanah tersebut oleh orangtuanya kepada Pemprov NTT. 

“Makanya saya minta kembali ini (tanah) pak. Itu yang saya harapkan. Sudah berapa ribu yang sudah saya kasih. Sudah berapa ribu hektar yang saya kasih. Saya kurang baiknya dimana?” kritiknya.

Gubernur VBL pun kembali menjawab singkat dan tegas, Pemprov NTT  tidak bisa menyerahkan atau mengembalikan tanah tersebut. “Kalau yang itu (obyek tanah, red) tidak bisa (tidak bisa dikembalikan/diberikan ke Umbu Maramba Hawu, red),” tegasnya.

Mendengar kata Gubernur VBL demikian, Umbu Maramba Hau tetap bergeming, “ kalau begitu biar sudah kita mati. Biar kalian- kalian  yang akan tembak (sambil menunjuk ke beberapa orang yang berdiri yang diduga anggota polisi yang sedang berjaga keamanan, red). (jh/tim)

Baca juga