HEADLINE

Cegah Radikalisme dan Terorisme, Lakpesdam PWNU NTT Gelar Diskusi Kebangsaan


Kupang; Jejakhukumindonesia.com,Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) NTT menggelar Diskusi Kebangsaan, bertema "Fenomena Berkembangnya Paham Radikalisme, Terorisme, dan Komunisme di NTT: Identifikasi Penyimpangan Aliran dalam Bentuk Sosial, Politik, dan Agama di Bumi Flobamora", Selasa (27/9), di Aula Universitas Muhammadiyah Kupang.


  Kegiatan diskusi tersebut dipandu oleh Akhmad Syafruddin, S.IP., MA, sebagai moderator, menghadirkan sejumlah narasumber, seperti Kabag Wasidik Ditreskrimum Polda NTT, AKBP Dr Doddy Eko Wijayanto, SH, M.Hum, yang mewakili Polda NTT, Akademisi Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang, dan Ketua FKPT NTT, Ir. Yohanes Oktovianus, MM.


 Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang, DR. Zainur Wula, M.Si, dalam orasinya menegaskan semangat Pancasila yang terus digelorakan sebagai ideologi harus terus dikuatkan dikarenakan terjadinya disorientasi karakter sosial budaya Indonesia. Kondisi tersebut menggerus persatuan bangsa dan mengancam nilai-nilai Pancasila. Perubahan di bidang sosial budaya dan ekonomi menjadi faktor pendukung terjadinya disorientasi karakter keindonesiaan dan menjadi ancaman bagi semangat berbangsa dan bernegara.


"NTT adalah Rumah Pancasila. Dan Universitas Muhammadiyah Kupang sebagai representasi kemajemukan dan role model keberagaman dari Indonesia," katanya.


  Dirinya menambahkan, bahwa Pancasila sebagai ideologi terbaik dan menjadi ideologi bagi Muhammadiyah dan NU dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga hal tersebut harus menjadi contoh bagi pihak-pihak lainnya.


  Ketua Panitia Diskusi Kebangsaan, Ma'ruf Ishak Ola dalam laporan panitia menyampaikan bahwa Lakpesdam PWNU NTT bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Kupang menggelar sebuah diskusi kebangsaan yang bertujuan mengidentifikasi dan menolak segala bentuk paham radikalisme, terorisme dan komunisme di bumi Flobamora sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia.


  "Untuk menolak segala bentuk paham menyimpang perlu kerja bersama segenap pihak untuk mencegah dan menolaknya segala bentuk aliran radikalisme dan terorisme yang berpotensi memecah belah kerukunan umat beragama dan persatuan bangsa," kata Ishak Ola.


  Lebih lanjut, Ketua Lakpesdam PWNU NTT, Sri Chatun, SS, M.Si, mengimbau secara khusus generasi muda untuk memahami sedini mungkin bahaya dan ancaman paham radikalisme yang berpotensi merusak kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


  "Generasi muda adalah agent of change dan calon pemimpin masa depan. Semoga diskusi kebangsaan ini menjadi menjadi salah satu metode memberikan pemahaman kepada generasi muda terkait fenomena radikalisme, terorisme, dan komunisme," katanya.

 

  Menurutnya, generasi muda harus menjadi barisan terdepan memerangi paham dan aliran menyimpang serta menjunjung tinggi nilai-nilai perjuangan bangsa dengan segenap jiwa raga agar berguna bagi pembangunan bangsa.

Dirinya menegaskan, bahwa Lakpesdam PWNU NTT sebagai lembaga pengkajian dan pengembangan SDM akan terus melakukan kegiatan-kegiatan edukatif seperti diskusi dan kajian-kajian ilmiah agar terus memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat, terkhusus untuk generasi muda sehingga memiliki kepribadian yang kuat dan berjiwa Pancasilais ditengah masyarakat Indonesia.


  Kegiatan diskusi kebangsaan tersebut turut dihadiri Ketua PWNU NTT, Drs. Pua Monto Umbu Nay, Rais Syuriyah PW NU NTT KH. Ali Rosyidi Hasbullah, Wakil Ketua PW Muhammadiyah NTT, Dr. Sandi Maryanto, Ketua Dewan Masjid (DMI) NTT, H. Abdurrahman, Perwakilan Korem 161 Wirasakti, Mayor Inf. Sadiman, Perwakilan Ormas Islam Kota Kupang (DDII, Muhammadiyah, NU, Persis NTT, Ahmadiyah , Wahdah Islamiyyah, LDII dan Syiah), Organisasi mahasiswa PMII Cabang Kupang, IMM Cabang Kupang, Muslimat NU, dan segenap perwakilan Mahasiswa Muhammadiyah Kupang.(wydy)

Baca juga