Advertisement
KUPANG;Jejakhukumindonesia.com,Ada testimoni sukses
seorang debitur Bank NTT yang sangat menarik untuk disimak. Dia adalah Maria
Srikandi Mayangsari Latubatara, owner KOMODO GIFT, sebuah pusat penjualan kain
tenun terlengkap dan juga asesoris khas NTT yang terletak di Jl Raymundus Rambu
No 17 RT 03/013 Desa Batu Cermin Kecamatan Komodo, Labuan Bajo. Bagi sosok yang
sering disapa Ibu Kandy ini, sejak dia bermitra dengan Bank NTT, banyak
kemudahan yang diperolehnya.
“Saya jujur saja ya…,satu kelebihan dari Bank
NTT, yakni Bank NTT sangat dekat dengan msyarakat, paham sekali dengan apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat,”tuturnya membuka diskusi, belum lama ini di Labuan
Bajo. Dikisahkan, dia bermitra sejak tahun 2017, dan modal usaha yang diperoleh
dari Bank NTT senilai Rp 200-an juta.
“Namun ternyata yang saya dapatkan bukan
hanya bantuan permodalan tetapi semua. Persoalan-persoalan yang dialami oleh
pelaku usaha atau pelaku UMKM itu ada empat, yakni Permodalan, pemasaran,
edukasi untuk peningkatan kualitas produknya, dan persoalan regulasi. Itu
sebenarnya yang dihadapi oleh pelaku usaha dari mikro sampai makro dan Bank NTT
memfasilitasi saya menemukan keempatnya,”tegas mantan aktivis LSM itu.
Aneka keuntungan ini ditemukannya di Bank
NTT sehingga jika dulu, saat awal bermitra, dia masuk kategori mikro, namun
hari ini dia sudah naik level, yakni menengah. “Karena itu terimakasih atas
support dari Bank NTT,”tambahnya lagi. Kini, dia kembali mengajukan pinjaman
yang kedua dengan nilai yang lebih besar yakni Rp. 1,5 Miliar.
“Jadi yang saya mau sampaikan adalah, yang
membuat saya tidak meninggalkan Bank NTT karena empat hal tadi itu, yakni saya
tidak saja difasilitasi permodalan melaikan pemasaran, regulasi dan edukasi,”ungkap
Kandy lagi.
Dia berkesimpulan, ketika bermitra dengan
Bank NTT hingga saat ini, dan setiap kali mengajukan tambahan pinjaman, ada
banyak hal baru yang diperolehnya. Yakni ada inovasi produk, plasma usahanya
bertambah, dan disinilah KOMODO GIFT tidak berkembang sendiri, melainkan
menghadirkan brand-brand baru untuk mensupport usahanya.
“Saya usahanya di rumah oleh-oleh, dan
saya butuh banyak plasma. Syukur saya tidak berkembang sendiri melainkan saya
ajak beberapa pelaku UMKM dan sekarang mereka sudah bermitra dengan Bank NTT,”ungkap
Kandy menambahkan, kini ada 9 plasma yang menjadi mitra usahanya.
Pada akhir 2019, dia dan sejumlah temannya
mendirikan komunitas UMKM yang diberi nama Komunitas
AKUNITAS yang berjumlah 153 plasma. Dan dari total ini mereka sudah masuk tahap
ketiga untuk mikro. “Ini untuk bantuan permodalan khusus untuk komunitas. Dan
mereka pun diperlakukan sama, yakni diberi edukasi, ada regulasi dan dibantu pemasaran.
Dan saya kalau boleh berkata jujur, saya berkata ke mereka, lihat di saya. Kita
setia pada mitra, kita tidak bisa melihat hari ini atau saat ini. Ada masa
dimana saya jatuh dan bangun lagi, dan ternyata saya banyak belajar mengenai
kemitraan dan saat ini lumayan maju,”ungkapnya menambahkan “Saya titip mesan
pada siapapun, terutama mitra plasma saya, bahwa jangan kita berharap hari ini langsung
berubah drastis. Membangun relasi tidak bisa instan. Kamu akan memetik hasilnya
tidak saat ini.” (HUMAS BANK NTT)