HEADLINE

Pemprov NTT Kolaborasi Bersama Prisma Bahas Tantangan dan Peluang Sektor Ternak Babi di NTT


Kupang;Jejakhukumindonesia.com,Lokakarya yang membahas pembangunan sektor babi di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah berlangsung di Aula Hotel Herper, Kupang, Senin, 27 November 2023 dihadiri oleh para kepala dinas pertanian - peternakan kabupaten/kota di NTT,  pimpinan perusahaan, para pimpinan perguruan tinggi, NGO, tokoh agama, tokoh masyarakat hingga para pakar.


Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi NTT dan PRISMA (Promoting Rulal Incomes through Support for Markets in Agriculture) program kemitraan pemerintahan Indonesia melalui Kementerian PPN/Bappenas serta pemerintah Australia melalui Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT).


Dalam kegiatan yang bertajuk "Menumbuhkan Pasar, Mengakarkan Pengetahuan: Lokakarya Pembangunan Sektor Babi di NTT," dibahas berbagai aspek sektor peternakan babi. Diskusi utama, dengan tema "Tantangan dan Peluang Sektor Peternak Babi di NTT" dipandu oleh moderator Joel Tukan dari PRISMA.


Prof. Daniel Daud Kameo, S.E., M.A., Ph.D., mantan penasehat khusus gubernur NTT periode 2018-2023, menekankan kontrol penuh perternakan sebagai kunci untuk mencapai hasil yang optimal. 


Ia juga mengajak semua pihak terlibat, termasuk PRISMA, pemerintah, dan peternak, untuk berkolaborasi demi pertumbuhan ekonomi masyarakat NTT.


Drh. Arlyna Simatupang, dari PT Sreeya Sawu Indonesia, perusahaan pakan ternak, sebagai narasumber kedua, memaparkan upaya perusahaan dalam menyediakan pakan berkualitas bagi peternak babi di NTT sejak tahun 2016. 


"Upaya tersebut mencakup pelatihan sub-agen, edukasi kepada peternak, dan strategi pemasaran digital," tuturnya.


Selanjutnya, dari Dinas Peternakan Provinsi NTT, drh. Mellky Angsar, M.Sc, menjelaskan penanganan African Swine Fever (ASF) oleh pemerintah. 


Ia menyebutkan langkah-langkah siaga sejak kasus pertama muncul di Atambua pada tahun 2020, serta keberhasilan trayer dan uji coba di beberapa kabupaten untuk mencegah penyebaran ASF

Sementara itu, Prof. Dr. W. Mariene Mesang Nalley, MS, akademisi dari Universitas Nusa Cendana, membahas peningkatan permintaan akan proses perkawinan terbaik melalui Inseminasi Buatan (IB) untuk menghasilkan bibit babi yang unggul.


Narasumber lainnya, Rambu Dai Mbati Waha, S.Pd., SD, perternak babi dari Tolu Wei, dan Alfonia Tanebeth, peternak babi, berbagi pengalaman terkait manfaat kerjasama dengan PRISMA dan peningkatan kualitas ternak.


Untuk diketahui, Kepala Dinas Provinsi NTT, Ibu Johanna E. Lisapaly, SH, M.Si, saat membuka acara, menekankan pentingnya kolaborasi untuk pembangunan sektor babi di NTT. Keseluruhan acara lokakarya mencerminkan komitmen bersama untuk meningkatkan kesejahteraan peternak dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.


 "Sejak munculnya ASF, telah terjadi penularan pada 500 ribu ekor babi yang menyebabkan kematian," ungkap Yohana.


Ia juga mengucapkan terima kasih kepada PRISMA atas kolaborasinya dengan Pemprov NTT dalam pembangunan ternak babi di NTT serta upaya pemberantasan penyakit ASF

"Kampanye kesadaran ASF oleh PRISMA, seperti kegiatan siaran ASF, radio show lokakarya, kampanye, dan edukasi melalui banner stiker, flyer, video, dan media sosial tentang penyakit ASF yang melibatkan komedian dan influencer asal NTT KABOAX, telah sangat membantu sektor peternakan babi di NTT," ucapnya.


Mantan Kepala Dinas Pendidikan NTT itu mengucapkan terima kasih atas pemberian tiga unit alat portable deteksi ASF yang ditempatkan di Sumba, Sikka, dan di Kupang di Lab Veteriner.


Yohana menjelaskan bahwa setelah intervensi PRISMA, jumlah hewan babi yang mati terus berkurang setiap tahunnya di Nusa Tenggara Timur.


 Direktur pangan dan pertanian Kementerian Perencanaan pembangunan nasional (BAPPENAS) Djarot Indarto kepada media ini Ia menyampaikan bahwa NTT merupakan provinsi dengan populasi ternak babi tertinggi di Indonesia,Sehingga Industri babi di NTT memiliki peran Strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan perekonomian masyarakat kecil. "pungkasnya.

Lanjutnya lagi Ia berharap lokakarya ini menjadi salah satu media Dialog yang Intensif dan memfasilitasi pertukaran pengetahuan tentang gagasan serta pengalaman dari BAPPENAS akan selalu terus mendukung peningkatan kualitas dan upaya STRATEGIS dalam pemulihan dan pengembangan INDUSTRI ternak babi di provinsi NTT. "harap indarto. (*)

Baca juga