Program Kerja Harus Punya Dampak Langsung Untuk Masyarakat

 

KUPANG; Jejakhukumindonesia.com,Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Josef Nae Soi (JNS)  mengharapkan agar semua program Pemerintah mulai dari perencanaan (plan), pelaksaanan (do) pengawasan (check) sampai evaluasi (evaluation) harus punya tujuan yakni hasil (output) dan bermanfaat nyata (outcome)  untuk masyarakat. 

"Semua yang kita kerjakan  tentunya  punya tujuan, namun tujuan itu tak akan berarti jika tidak ada hasil dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam rapat hari ini,  kita harus bisa rumuskan permasalahan dan persoalan untuk kemudian lakukan analisis komprehensif dan integral agar program yang kita laksanakan bermanfat untuk masyarakat," kata Wagub JNS dalam sambutannya saat membuka acara Rapat Koordinasi (Rakor) Pengawasan Intern  Keuangan dan Pembangunan se-Provinsi NTT di Aula El Tari, Senin (21/6).

Rapat yang diprakarsai oleh Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi NTT tersebut dihadiri oleh Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntasi Negara,  Sally Salamah, Inspektur II Irjen Kementerian Dalam Negeri, Ucok,  Kasatgas Korsup Wilayah V KPK,  Dian Patria, Kepala BPKP NTT,  para Bupati/Walikota dan Wakil Bupati se-NTT, Inspektur Provinsi dan para Inspektur Kabupaten/Kota se-NTT.  Tema yang diusung adalah Meningkatkan Efektivitas dan Kualitas Pengawasan Intern dalam Mengawal Program Prioritas dan Isu Strategis Pemda Tahun 2021 khususnya pada sektor Pertanian dan Pariwisata. 

Menurut Wagub Nae Soi, sektor pariwisata sebagai penggerak utama (prime mover) ekonomi di NTT memiliki mata rantai pasok yang luar biasa seperti pertanian,  peternakan,  perikanan kelautan,  industri kecil dan menengah serta infrastruktur jalan dan jembatan. Pengawasan intern sangat penting supaya ada hal-hal yang bisa secara administratif diselesaikan, dicarikan solusinya secara cepat sehingga tidak timbulkan masalah di kemudian hari.

"Saya berharap agar Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) berperan optimal dalam melakukan pengawasan sehingga proses pembangunan pada sektor-sektor ini berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat," kata Wagub Nae Soi. 

Lebih lanjut Wagub JNS mengungkapkan,  pembangunan pariwisata dan sub sektor pendukung lainnya membutuhkan sinergitas dan semangat kolaboratif dari semua pihak terkait. Rakor ini jadi kesempatan untuk satukan tekad dan langkah terutama dari APIP dalam berikan rekomendasi perbaikan bagi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan. 

"Dengan adanya pengawasan terstruktur dan sinergis,  instansi teknis yang laksanakan kegiatan tidak lagi ragu dan bingung karena ada tempat bertanya dan berkonsultasi baik itu dengan APIP maupun BPKP provinsi NTT, " pungkas Wagub JNS. 

Sementara itu,  Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara, Sally Salamah menyampaikan beberapa hal yang ditekankan Presiden Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional  Pengawasan Intern pada 27 Mei 2021. Di antaranya tujuan utama pengawasan adalah untuk jamin tercapainya manfaat secara akuntabel, efektif dan efisien. 

"Pengawasan juga harus jamin tidak ada satu rupiah pun yang salah sasaran.  Yang ditungu masyarakat adalah hasil,  manfaat serta rupiah yang dibelanjakan Pemerintah. Beliau juga minta BPKP dan APIP harus kawal percepatan belanja Pemerintah (daerah)," jelas Sally. 

Dalam mengimplementasikan arahan Presiden, lanjut Sally,  BPKP telah terbitkan Agenda Prioritas Pengawasan (APP)  termasuk APP Daerah untuk percepatan pemulihan ekonomi. Untuk tingkat nasional,  ada 15 kelompok isu strategis dengan 60 objek pengawasan. 

"Khusus untuk Provinsi NTT, isu strategis yang akan dilakukan pengawasan dengan berkolaborasi dengan APIP di NTT adalah sektor Pariwisata dan Pertanian. Rakor ini adalah upaya untuk harmonisasi dan koordinasi pengawasan di daerah untuk tingkatkan akuntabilitas pengawasan pembangunan daerah," tutup Sally. 

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan Penandatangan Komitmen Bersama dan Pakta Integritas oleh para Bupati/Walikota se-NTT dan Wakil Gubernur NTT. (hm)



Baca juga