HEADLINE

WaliKota Sambut Baik Uji Coba Aplikasi Elsimil Untuk Tekan Angka Stunting di Kota Kupang

 


Kupang;Jejakhukumindonesia.com, Wali Kota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM, MH menyambut baik uji coba aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana (BKKBN) Pusat di Kota Kupang. Aplikasi tersebut, akan berfungsi sebagai alat screening yang mendeteksi faktor resiko pada calon pengantin dalam rangka penanganan stunting. 

Demikian disampaikan Walikota Kupang saat membuka kegiatan Strategi Pencegahan Stunting dari Hulu dengan Screening, Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Gizi serta Pendampingan Bagi Calon Pengantin; Uji Coba Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) Dalam Mewujudkan Percepatan Penurunan Stunting di Gereja GMIT Eden Kisbaki, di Kelurahan Manutapen, Kecamatan Alak, Kota Kupang, pada Selasa (28/9). 

Saya bersyukur, Kota Kupang menjadi salah satu dari 12 daerah yang dipilih untuk dilakukan uji coba aplikasi Elsimil," ungkapnya. 

Menurutnya, aplikasi tersebut merupakan bukti betapa besar perhatian pemerintah pusat selama kepemimpinan Presiden Jokowi untuk NTT, khususnya Kota Kupang. Sebelumnya, Kota Kupang mendapat sejumlah besar dukungan dari pemerintah pusat untuk penataan kota serta penyediaan air bersih. 

Mantan Anggota DPR RI itu mengakui, masalah stunting di Kota Kupang masih tinggi karena berbagai kendala. Salah satunya adalah kondisi ekonomi warga yang kurang mampu. 

Dengan uji coba dan sosialisasi aplikasi Elsimil, lanjutnya, Wali Kota berharap dapat memberi dampak pada pertumbuhan sumber daya manusia, sehingga angka stunting di Kota Kupang bisa ditekan.

Ia menambahkan, pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk mengedukasi warga. Sebelum anak lahir, calon orang tua perlu dipersiapkan. 

Terkait hal tersebut, sebulan sebelumnya (Agustus,red) Wali Kota juga telah memerintahkan para lurah se-Kota Kupang untuk mempercepat penimbangan pada bayi dan balita di semua posyandu sesuai arahan Gubernur NTT. 

Sementara itu, Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN RI, dr. Victor Palimbong menyampaikan, bahwa pada 5 Agustus 2021 lalu telah ditetapkan Peraturan Presiden No 72 tentang percepatan penanganan stunting. 

Terkait hal tersebut, katanya, BKKBN yang ditunjuk sebagai koordinator menawarkan konsep keluarga berencana menuju keluarga berkualitas, dengan berorientasi pada penurunan angka stunting. Untuk itu, butuh intervensi di seluruh siklus hidup, mulai dari kehamilan hingga pasca kelahiran atau masa interval. 

Selanjutnya, Konsultan Ahli Kedeputian KSPK, dr RM Riyo Kristian Utomo Joyo Budoyo, MH. Kes, CH, CMH, CHt, C.STMI menjelaskan, sudah 12 provinsi di Indonesia yang mereka kunjungi untuk penyempurnaan aplikasi Elsimil, dengan mendengarkan masukan dari para tokoh agama dan tokoh masyarakat, agar jika diterapkan nanti dapat diterima oleh semua kalangan di seluruh Indonesia.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Dr.dr. Brian Sri Prahastuti, MPH pun mengakui, stunting sudah menjadi isu nasional dan menjadi salah program prioritas pemerintah pusat. Secara nasional ditargetkan angka stunting turun hingga 14 persen. 

Aplikasi Elsimil, merupakan terobosan BKKBN yang saat ini sedang diuji coba pada daerah-daerah yang mempunyai komitmen tinggi untuk penurunan stunting. 

Dia berharap, program ini bisa berjalan baik, sehingga pada Desember 2021 mendatang bisa dilaunching secara nasional.

Ia menambahkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk upaya penanganan stunting. Yang pertama, perbaikan pola asuh. Bayi sebaiknya diberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan tanpa makanan/minuman tambahan atau pengganti ASI.

Pesan lainnya adalah pola pangan, terutama selama 1000 hari pertama kehidupan dengan makanan yang bernutrisi lengkap. Lain dari itu, yang perlu diperhatikan adalah sanitasi, dengan mengkonsumsi air bersih dan memperhatikan perilaku sanitasi keluarga yang baik. 

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Marianus Mau Kuru, SE, MPH, menambahkan, saat ini secara nasional stunting di NTT masih tinggi. Khusus untuk Kota Kupang terjadi kenaikan angka stunting dari sebelumnya 22 persen pada tahun 2020 menjadi 27 persen di tahun 2021.

Menurutnya, stunting memiliki korelasi dengan angka kemiskinan. Karena itu, calon pengantin harus merencanakan keluarganya dengan baik sesuai kemampuan ekonomi keluarga. Selain siap secara fisik, para calon pengantin juga didorong untuk siap secara ekonomi. 

Dengan aplikasi Elsimil, para calon pengantin sudah diintervensi sejak 3 bulan sebelum rencana kehamilan. Dia berharap, dengan program ini tidak ada lagi calon stunting baru di NTT, khususnya Kota Kupang. 

Acara tersebut ditutup dengan penyerahan secara simbolik multi mineral nutrient supplement (MMS) dan pangan fungsional PURULA (flake tabur ekstrak daging dan rumput laut) dari Dr. dr. Brian Sri Prahastuti, MPH (Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden) kepada Pemerintah Kota Kupang yang diterima oleh Wali Kota Kupang.

Turut hadir mendampingi Wali Kota dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang, drg. Fransiska Ikasasi, Camat Alak, Yulianus Willem Pally, SH, Lurah Manutapen Yan P. Banunaek, S.Sos serta Ketua Majelis jemaat GMIT Eden Kisbaki, Pendeta Evelien W Lewaherilla. (hm)

Baca juga