HEADLINE

Gubernur VBL : Seorang pemimpin Harus Bisa Melayani Bukan Dilayani

 

FLOTIM;Jejakhukumindonesia.com,Siapapun yang hendak menjadi seorang pemimpin maka harus punya semangat melayani. Demikian dikatakan Gubernur NTT pada saat menghadiri syukuran purna bhakti Dr Petrus Keron SH, MA. Bertempat di Desa Lamawolo Kecamatan Ile Boleng Kabupaten Flores Timur.


Dalam sambutannya pada Syukuran purna bhakti Dr. Petrus Keron, SE, MA tersebut, Gubernur menyatakan sebagai seorang yang telah kembali ke tanah kelahiran harus bisa melayani dan memajukan daerahnya. Banyak orang berbicara tentang melayani akan tetapi tidak tahu arti melayani. Melayani dikatakan sempurna harus memenuhi beberapa kriteria yaitu cerdas, peduli, berani.


“Cerdas dalam melayani memiliki tiga karakter yaitu pintar, mengingat, dan dapat melakukan apa yang dingat. Hal yang dikerjakan dapat dievaluasi dan perlu adanya perubahan-perubahan sesuai dengan kondisi yang dialami. Orang pintar adalah orang yang sempurna dalam membaca, mengingat, mengerjakan, mengevaluasi dan melahirkan ide-ide kreatif untuk perubahan yang lebih baik,” ungkap Gubernur VBL.


Selanjutnya peduli dalam melayani adalah kerelaan apa yang dimiliki untuk berbagi kepada orang lain. Hukum tertinggi peduli adalah menyayangi orang lain seperti menyayangi diri sendiri. Selanjutnya berani, berani yang mengambil langkah untuk berkomuni untuk mensejahterakan diri,” imbuhnya. 


Banyak orang yang takut akan aturan dan menyusahkan orang lain hanya untuk kepentingan komuninya. Aturan dibuat untuk mewujudkan kehidupan kebersamaan yang lebih baik tidak untuk menyusahkan masyarakat. “tegas Gubernu VBL.


Sementara itu Dr. Petrus Keron SE, MA mengapresiasi kehadiran Gubernur NTT bersama rombongan. "Terima kasih atas kehadiran Bapak Gubenur dan jajaran di tanah Lamawolo dalam acara ucapan syukur Purna Bhakti saya sebagai ASN. Ini adalah bentuk dukungan bagi saya sendiri," tambahnya.


Kegiatan di awal dengan misa syukur yang dipimpin oleh Pastor Paroki Tana Boleng. Dalam khotbahnya Pastor Paroki Tana Boleng menyampaikan bahwa setiap orang yang diutus semoga kebenaran tetap ada dalam kata-kata dan kasih selalu ada dalam hati. Makna diutus adalah datang dari dan pergi untuk, hal ini sesuai tema dalam syukuran kali ini yaitu “Balek Gelawat Lewotana” yang artinya adalah saudara kami Petrus Keron pergi dari Tanah Lamawolo untuk menunaikan tugasnya sebagai seorang ASN hingga tibalah pada masa Purna Bhakti beliau kembali ke Tanah Lamawolo untuk mengabdi di tanah kelahiran, memajukan tanah Lamawolo," ujar beliau.


Teruslah berkarya untuk melaksanakan tugas-tugas utusan dan takutlah akan Tuhan, karena dengan takut akan Tuhan kita akan menjadi orang yang betakwa dan beriman dan akan membuat kita setia melayani.


Di akhir misa syukur Pastor Paroki mengungkapkan harapan-harapan masyarakat Lamawolo terkait permasalahan air bersih di desa setempat, yang selama ini dilaksanakan secara swadaya oleh para pastor dan umat. Untuk itu, kami berharap bantuan dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini, sehingga ketersediaan air bersih di desa Lamawolo tetap terjaga.

Misa syukur ditutup dengan pemberian berkat dan ucapan syukur dari pastor kepada Dr. Petrus Keron dan keluarga. 


Hadir dalam kegiatan ini Gubernur NTT Victor B. LaisKodat, Anggota DPR Ri Ibu Juli S. Laiskodat, Penjabat Bupati Flores Timur, Anggota DPRD Provinsi NTT, beberapa Pimpinan OPD Provinsi, para Staf Khusus Gubernur dan Staf Ahli.(jh/lm)



Baca juga