HEADLINE

Diduga Security di Terminal RI-RDTL Persulit Pelintas Lansia Yang Hendak ke Timor Leste

 

BELU; Jejakhukumindonesia.com,Sangat amat tidak bermanusiawi dan disesalkan tindakan oknum security di terminal perlintasan mota ain RI-RDTL yang seharusnya humanis dan tidak semena-mena mengambil sebuah keputusan untuk melarang salah satu pendamping lansia yang hendak mendampingi orang tuanya untuk melintas ke timor leste dikarenakan waktunya harus jam 1 siang sehingga  Dominggas yang sudah lanjut usia (lansia) ini terpaksa harus membopong sendiri sebuah tas besar dan tas samping dengan berjalan tertatih-tatih menuju imigrasi untuk pemeriksaan dan pengecapan pasport miliknya tanpa ada pendamping,Mota Ain 06/09/2021


Pendamping yang tertahan di pos security hanya bisa melihat orang tuanya berjalan menuju ke kantor imigrasi dan hal itu membuat pendamping dan keluarga merasa kesal dan kecewa terhadap pelayanan di terminal perlintasan batas antara Indonesia dan Timor Leste yang terkesan cuek tanpa ada pertimbangan kemanusiaan.


Cristoforus cucu dari dominggas terpaksa masuk dan memohon izin kepada petugas di dalam untuk mencoba mengikuti neneknya namun ketika mendapat izin yang bersangkutan tidak lagi melihat keberadaan neneknya yang sudah melintas ke timor leste entah seperti apa keadaannya namun ia berharap neneknya baik-baik saja.


Saya di tahan untuk tidak boleh mendampingi nenek walaupun saya sudah memohon kiranya saya dapat temani nenek saya hingga portal tetapi tetap tidak di izinkan dengan alasan yang pasport saja yang masuk,pada hal ada pelintas lain yang bebas keluar masuk.saya sangat kecewa dan kesal terhadap petugas itu yang tidak bisa memahami kondisi ini dan dia sendiri melihat nenek saya setengah mati bawa tas besar dan ada juga ada tas samping.saya tidak di izin pada hal bukan saya mau melintas batas dan ini masih di terminal bagian indonesia sini.


"Lanjut isto,saya begitu melihat nenek setengah mati jalan sehingga setela 20 menit terpaksa saya masuk saja masuk dan minta izin di petugas yang ada di dalam ternyata bisa walaupun saya tidak lagi mendapat kepergian nenek saya,harapan saya nenek bisa masuk terus dan tidak ada kendala.


Saya pulang juga saya pamit baik-baik di petugas imigrasi yang ada dan saya di perbolehkan kembali.pada hal bisa sekali hanya  petugas security di depan ini yang sok buat diri lebih dari petugas inti yang ada di dalam.

"harapan kami kalau bisa tempatkan security yg humanis dan bekerja sesuai SOP bukan sesuai kemauan."tegasnya.


Kepada media ini Toni salah satu pendamping keluarga yang hendak melintas batas RI-RDTL ini menuturkan hal yang serupa.

Soal tahan di pos security ini biasa,kalau keluarga atau teman dari para security ini bebas melintas begitu saja,sedangkan yang tidak di kenal banyak saja aturan yang dibuat oleh security mereka,sehingga ada teman mereka yang di tunjuk untuk membawa tas milik pelintas lalu di bayar sesuai permintaan mereka.kadang juga ada barang bawaan pelintas yang hilang termasuk keluarga saya pernah kehilangan tas namun beruntung tidak ada barang berharga selain pakaian saja.


Mereka yang sering keluar masuk inipun kita tidak tahu mereka yang pakai celana pendek ini tugasnya apa karena kelihatan amburadu sekali di terminal perlintasan ini.kalau bisa porter yang kerja di batas ini bila perlu di kasih seragam atau apapun itu agar barang bawaan pelintas ketika kehilangan sesuatu  ada yang bertanggung jawab dan semata-mata mereka hanya menawarkan jasa tetapi tanggung jawabnya tidak ada sama sekaliti dan perlu juga ada buat papan info tarif bukan minta sesuka hati kadang terkesan ada paksaan seperti  preman di batas ini."Tegas Toni


Ia pun berharap agar ada evaluasi dan pembenahan dari pihak BNPP sehingga tidak terkesan ada sesuatu yang terselubung di pos perlintasan ini."harapnya.


Kepala sub bidang (Kasubid) BNPP Motaain Wilem Mone ketika di temui media ini diruang kerjanya,menurutnya petugas security sudah bekerja sesuai dengan SOP yang ada setiap pelintas yang hendak melintasi baik ke Timor leste maupun masuk ke wilayah Indonesia tentu barang bawaannya ingin di bantu maka tentu sudah ada petugas (Porter) yang siap memberikan jasanya sesuai dengan standar yang sudah di sepakati." jelas wilem

"Adik-adik security bekerja sesuai SOP yang ada yaitu untuk setiap pelintas baik yang keluar ke Timor Leste maupun masuk ke Indonesia apabila membutuhkan jasa para porter maka disini sudah ada mereka yang akan melayani membawa barang bawaan pelintas namun itupun upahnya sudah sesuai dengan standar kesepakatan yang ada." ungkapnya. 


Namun sebagai pimpinan saya atas nama para petugas baik security maupun cleaning service yang ada di pos lintas batas Motaain  memohon maaf kepada keluarga yang bersangkutan maupun kepada para pelintas apabila pelayanannya kurang maksimal dan saya berjanji akan adakan evaluasi internal guna membenahi hal-hal yang kurang ,terutama soal SOP yang ada ,dan akan kami adakan juga  sosialisasi berupa papan info atau baliho terkait jasa dan pelayanan di Pos Lintas Batas Motaain ini agar masyarakat pun dapat memahaminya." tegas Wilem. (ew)

Baca juga