Advertisement
Kupang;Jejakhukumindonesia.com,para pakar memprediksikan, konflik politik di Eropa Timur
berakibat serius pada kelangkaan bahan-bahan pangan tertentu di dunia. Gandum
salah satunya,Bahkan akan mengarah ke lainnya, Oleh karena itu menyikapi
krisis pangan tersebut, pemerintah
berpikir keras guna memproteksi masyarakat dari ancaman paceklik.
Tak terkecuali Pemerintah Provinsi NTT.
Provinsi yang dikenal sebagai daerah
yang memiliki lahan kering terbanyak dan curah hujan yang rendah, yakni empat
bulan, menyebabkan pemerintah harus sigap memetakan potensi unggulan setiap
daerah.
Bank NTT pun hadir, menyodorkan sebuah
solusi.
Untuk diketahui, Bank NTT sebagai support system, dalam waktu yang singkat
mendesain aplikasi B’Pung Petani menjawab
permintaan Gubernur NTT, masyarakat NTT harus lolos dari ancaman silent tsunami yang ditengarai sebagai
pembunuh dalam keheningan. Dan, ini juga merupakan bagian dari kerja keras
serta kerja cerdas dalam menjalankan spirit kerja no box.
“Untuk itulah kami bekerjasama dengan
dinas pertanian dan ketahanan pangan NTT kami desain aplikasi B’Pung Petani,
dengan nama berbasis lokal. Karena dengan kemandirian tersebut, kita boleh
yakin bahwa daerah yang sulit sukar dan melewati berbagai krisis, telah
memiliki kemampuan bahkan menjadi topangan fundamental ekonomi NTT,”demikian
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho di sebuah kesempatan.
Bank NTT sangat bersemangat
mensosialisasikan aplikasi ini. Berawal dari sosialisasi kepada para camat,
kepala desa serta penyuluh di seluruh Kabupaten Lembata, awal September
kemarin, dilanjutkan dengan sosialisasi kepada komponen yang sama di Pantai Ina
Burak, Flores Timur dalam rangkaian kunjungan kerja gubernur ke sana. Kini
sejumlah kabupaten di Flores sudah mendapat sosialisasi aplikasi ini, baik itu secara
offline maupun online.
Tak hanya itu, Bank NTT telah menyediakan
buku panduan kepada seluruh PPL untuk diimplementasikan dengan baik. Jika dalam
penyelenggara ada kendala maka tim bersama antara Bank NTT dan Dinas Pertanian
NTT akan mencarikan solusinya melalui PIC.
Aplikasi ini pun bisa menjawab persoalan-persoalan
yang ada, seperti krisis pangan dan inflasi. Karena validitas data ini by name by adress baik komoditi, luas lahan
dan lahan garapan.
Jangan ditanya megenai manfaat aplikasi
tersebut bagi Off Taker karena mereka
dengan mudahnya mengakses informasi mengenai kepastian produksi; Kepastian
pasar; Kepastian distribusi; Kepastian penyediaan sarana produksi pertanian
seperti Bibit, Pupuk, Nutrisi, Herbisida dan, Pestisida.
Sedangkan bagi Petani, Peternak, dan Wirausaha, aplikasi ini memberikan manfaat untuk peningkatan kualitas produksi mulai Benih, pupuk, pestisida, herbisida, dan lain-lain; Juga Kepastian pasar; Terapan teknologi; Dan, kelebihan produksi dimanfaatkan untuk industri lainnya. Serta dapat meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) serta Kesejahteraan petani; Memperluas akses pasar; dan Memotong jalur distribusi.
"Peningkatan ini karena
produksi bahan pangan yang dihasilkan secara kualitas dan kuantitas, serta
memiliki mutu yang baik dan terseleksi dengan baik. Sementara ada juga
peningkatan PDRB. Kestabilan ekonomi di Provinsi NTT membantu Pemerintah Daerah
dalam membuat kebijakan daerah atau perencanaan, serta memberikan informasi
yang menggambarkan kinerja perekonomian daerah
Bagi Masyarakat atau Konsumen, melalui
aplikasi ini terjadi stabilitas harga; Hasil produksi pertanian yang
berkualitas dan sehat dikonsumsi. Hasil produksi yang bervariatif dan beragam
sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau konsumen. Dan, Lapangan kerja yang baru
akan tercipta.
Untuk para pihak terkait atau stekholders,
aplikasi B’Pung Petani memberikan manfaat semua pihak akan mendapatkan
data-data yang valid terkait pelaku usaha, jenis usaha dan produksi yang
dihasilkan. Data informasi aktivitas pertanian; Bertumbuhnya industri baru, dan
penentuan kebijakan pemberian modal bagi petani/peternak/wirausaha.
Ada pula manfaat lain bagi Penyuluh
Pertanian yakni mereka bisa mendata kelompok tani; Mendata kebutuhan sarana
produksi; Mendampingi kelompok tani hingga panen; Melaporkan hasil panen
kelompok tani melalui aplikasi B’Pung Petani. Dan, Mengkonsolidasi serta melaporkan
data pemasaran produk pangan. Sehingga dengan aplikasi ini terjadi Keseimbangan
Permintaan dan Bahan Pangan.
"Jelas bahwa kedepan permintaan pasar
terhadap bahan pangan selalu dapat dipenuhi dengan mengandalkan potensi daerah
Provinsi NTT. Juga Inflasi akan tetap terjaga, karena adanya keseimbangan
antara Supply dan Demand.
“Jika harga barang naik, maka jumlah
barang yang diminta akan berkurang. Faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya
Pendapatan/penghasilan masyarakat; Distribusi pendapatan masyarakat; Selera
konsumen terhadap barang; Jumlah penduduk; Harga barang lain yang berhubungan
dengan barang tersebut; Prediksi masyarakat tentang kondisi di masa yang akan
datang; serta adanya barang pengganti (substitusi); juga Kegunaan akan suatu
barang,”sebut Dirut Alex
Untuk mensukseskan penerapan sistem
berbasis aplikasi B’Pung Petani ini, Bank NTT tidak one man show. Melainkan berkolaborsi dengan mitra terkait, seperti bekerjasama
dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Peternakan, Dinas Kelautan
dan Perikanan, Dinas Koperasi, tenaga Kerja dan Transmigrasi tingkat provinsi,
kabupaten serta kota.