- #
- #PD
- #PDUI#
- Andre Lado
- AURI
- Baksos
- Bansos
- BEDA BUKU
- BI
- BISNIS
- BUMN
- Daerah
- DAMKAR
- DANA DESA
- DPP MOI
- Dprd kota
- DPW MOI Provinsi NTT
- EKONOMI
- ekonomi/kemasyarakatan
- ekonomi/kesehatan
- Ekonomi/kreatif
- HUKRIM
- HUKUM
- HUKUM.
- HUT
- HUT RI
- HUT TNI
- KAMIJO
- KEAMANAN DAN KETERTIBAN
- KEBERSIHAN
- kerja sama
- Kerja sama pemkot
- KERJA SAMA PEMPROV & TNI
- KERJA SAMA PEMPROV DAN TNI
- KESEHATAN
- KESHATAN
- KOMSOS
- komsos TNI
- KOPERASI
- KUNKER
- KURBAN
- MILITER
- MOI NTT
- NASIONAL
- NASONAL
- OLARAGA
- OLARAGAH
- OPINI
- PARAWISATA
- Pelantikan MOI NTT
- pelantikan/karantina
- PEMERINTAH
- Pemkot
- PEMKOT BEDA RUMAH
- PEMKOT DAN TNI
- Pemprov NTT
- pend
- PENDIDIKAN
- perhub
- PERKARA
- pers ntt
- peternakan
- PKK
- PKK KOTA
- PKK KOTA KUPANG
- PMI
- POLDA NTT
- POLITIK
- POLRI
- pramuka
- PROFIL
- pwoin
- pwoin ntt
- PWOIN-NTT
- Rasional
- REGIONAL
- RELIGI
- Ripiah
- SERBA-SERBI
- SEREMONIAL
- TMMD
- TNI
- TNI-POLRI
- TNI/POLRI
HEADLINE
Danrem 161/Wira Sakti Hadir Pada Upacara HUT Ke-79 TNI Tahun 2024 di Mako Lantamal VII/Kupang
SETELAH BERMITRA DENGAN BANK NTT SOSOK PEREMPUAN HEBAT DARI PEDALAMAN EBAN TTU ,SUKSES SERJANAKAN ANAK
TTU;Jejakhukumindonesia.com,MAMA
Yuliana Babu, usianya sudah mendekati senja. Kerutan di wajahnya seolah
mengisahkan perjuangannya menghidupi keluarga kecilnya. Gerakannya gesit, dan sangat
komunikatif saat diajak berdiskusi. Dia adalah seorang warga Desa Lemun, Kecamatan
Miomafo Barat Kabupaten TTU yang punya kisah sukses.
Tanpa sungkan dia mengisahkan
perjuangannya membina usahanya dari skala kecil, hingga kini. “Saya mulai usaha
saya di tahun 2012. Saat itu saya
produksi dan memasarkan dalam bentuk tradisionalSatu tahun kemudian, saya diajak
Bank NTT mengikuti study banding di Malang,”ujarnya memulai diskusi, Sabtu (19/11)
siang, di pusat penjualan UMKM Fularosa, Desa Eban.
Saat itu, juri Festival Desa Binaan Bank
NTT dan Festival PAD Tahun 2022, Stenly Boymau sedang berkunjung ke sana untuk
melakukan penjurian tahap kedua dan terakhir. Eban adalah satu dari empat desa
lainnya di TTU yang menjadi peserta festival.
Bersama ibu-ibu lainnya, Mama Yuliana yang
saat itu berkebaya biru tua dengan bawahan tais
Timor, tanpa sungkan menyampaikan
pengalamannya berusaha. “Saya buat
berbagai macam kue, keripik pisang, keripik ubi dan lainnya. Suatu saat saya
dibawa oleh Pak Berty (Berty Nope, staf Bank NTT Cabang Kefamenanu) ke Malang
untuk belajar tentang cara membuat keripik dan aneka usaha lain yang
berkualitas,”jelasnya.
Ternyata itu adalah kali pertama dalam hidupnya bepergian dengan pesawat terbang. Di Malang-lah, dia belajar tentang kelebihan orang lain, lalu merombak cara kerjanya. “Kami bertemu dengan beberapa pelaku UMKM disana yang juga buat keripik, mereka sudah pakai alat yang modern, irisan pisangnya sama dan pisang mereka pun besar-besar. Saya belajar disana, sehingga sampai Eban, saya buat keripik yang kualitasnya sama. Tapi saya mau jujur, pisang di Timor sini enak-enak,”ujarnya tulus. Dia kesana melakukan study banding mengenai pengolahan keripik, keripik talas, kacang telur, dan berbagai produk lainnya
Bekal dari sanalah modal baginya sehingga kini
usahanya semakin maju. “Usaha saya lebih berkembang, karena Bank NTT membantu
kami dalam diklat, study banding, lalu packaging yang baik, bahkan Bank NTT
memfasilitasi pembeli untuk datang dan belanja di kami,”jelas mama Yuliana
lagi. Tanpa malu-malu, dia menambahkan “Bank NTT sudah banyak bantu kami. Kami
sangat senang, terlalu enak, karena mereka cari kasi kami pembeli,”tambahya
tulus.
Kini usahanya sudah semakin berkembang,
keripiknya diorder oleh banyak kalangan, begitu pula aneka kue. “Kami selalu
puas karena jualan kami pasti laku. Bermitra dengan Bank NTT ini bagus karena
setiap kali kalau ada pameran, kami dilibatkan. Barang-barang yang kami bawa
selalu habis. Pokoknya habis semua,”ungkapnya.
Namun jangan dikira keberhasilannya saat
ini datang dari proses yang mudah. Tidak. Dia memulainya dari bawah. Beberapa
tahun lalu, dia memiliki seorang anak yang kuliah di Jogjakarta, dan
sudah tiga tahun tidak pulang ke kampung. Karena memang mereka tidak punya
uang. Dan, tiga tahun pula mereka tidak pernah bertemu muka.
“Kami baru bisa bertemu saat saya dibawa
ke Malang. Dibantu Bank NTT, anak saya datang dari Jogja, dan kami bertemu.
Saya senang sekali.” Mama Yuliana sosok yang tidak pernah lupa sejarah. Dia
membukanya satu persatu, sembari berharap ada orang lain yang juga sukses
melebihinya. Saat ini anaknya sudah menamatkan kuliahnya, dengan jurusan yang
diambilnya bagus, tentang perbankan.
“Dia sudah pulang, belum dapat kerja sehingga bantu-bantu kami. Adik-adiknya yang lain juga
sudah tamat sekolah, dan kami sudah agak ringan,”urainya masih dengan senyum
yang tak hilang dari wajahnya. Jika dulu, dia sering membuat kue, keripik dan
aneka cemilan lainnya yang dibawa suaminya
untuk jualan keliling kampung, kini Bank NTT sudah menyiapkan sebuah pusat
penjualan produk UMKM, namanya UMKM Fularosa, yang dibangun diatas tanah paroki
setempat, tepatnya di Desa Eban, Miomafo Barat-TTU. Di lokasi inilah, ada
harapan baru bagi mereka untuk menatap hari esok.
Eban memang memiliki koleksi
perempuan-perempuan tangguh yang menjadi penopang ekonomi keluarga. Tak hanya
Mama Yuliana, melainkan ada juga Mama Serofina Kolo. Dia baru saja bergabung
dengan Bank NTT, dalam sebuah program kemitraan.
Perempuan bertalenta ini jago meracik jamu, dan banyak yang sudah merasakan keampuhan tangan dinginnya. “Saya berusaha sejak tahun 2005, dan usaha saya itu adalah jamu jahe kunyit instan, kunyit putih, saya produksi Minyak Gosok Asli Mutis, fermentasi anggur dari buah pisang maupun kulitnya,”tuturnya saat ditemui di Eban, 19 November kemarin
Jamu dan minyak gosoknya sangat berkhasiat,
dan bahkan dia memiliki banyak pelanggan tak saja di Eban melainkan Kefa serta kota-kota
sekitarnya. Karena itu, kedepan dia akan mengajukan pinjaman dengan nominal
yang lebih besar lagi, untuk mendukung usahanya. “Usaha ini saya semakin besar,
banyak yang cocok dengan ramuan ini sehingga dengan bantuan Bank NTT, saya akan
kembangkan lagi,”tegasnya menambahkan, dia yakin kalau Bank NTT akan membantunya
memasarkan produk-produk yang dihasilkannya.
“Anak saya tiga orang sudah tamat SMA karena
usaha ini, sehingga kedepan saya akan ambil pinjaman lagi. Tahap pertama saya
dikasi modal usaha Rp 5 juta, lalu tambah lagi Rp 15 juta. Saya mau usaha saya
ini berhasil sehingga saya akan ambil lebih besar lagi.”
Jangan ditanya bagaimana cara melunasinya.
“Terlalu bisa,”ujarnya singkat. Dia pun tertawa lepas, disambut anggukan
sobatnya, Mama Yuliana yang berada persis di sampingnya.
Kini, UMKM Fularosa yang dibangun oleh
Bank NTT, menjadi media penampung berbagai produk UMKM warga desa. Romo Ignas Kabosu,
Pr., Romo Frengky Atitus, Pr., Leonardus Kefi selaku perangkat desa Eban, dan Ketua
BPD Yuniperus Anin serta Rince Nesi selaku Kepala Capem Eban, hari itu ikut
mensupport mereka. (Humas Bank NTT)
1.