HEADLINE

Menguatkan Literasi, Membangun Generasi

Kupang;Jejakhukumindonesia.com,Isu pendidikan di Indonesia dewasa ini semakin mencuat ketika Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolgi (Kemendikbudristek) mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar. Semua aspek dan sumber daya yang berada dalam bidang pendidikan didorong untuk bertransformasi menuju insan Indonesia yang cerdas dan berdaya saing.


Pengimplementasian Merdeka Belajar tentu membutuhkan sinergitas dan kolaborasi dari berbagai pihak, baik pemerintah, birokrasi, satuan pendidikan, penggiat, maupun swasta, yang menaruh fokus pada isu pendidikan. Jalinan kerja sama tersebut diharapkan dapat bermuara pada pencapaian visi Indonesia emas.

Guna berkontribusi pada misi transformasi pendidikan Indonesia, Yayasan Rumah Literasi Cakrawala, sebuah lembaga swasta yang berkecimpung dalam isu pendidikan dan literasi di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), turut serta mendukung pengimplementasian kebijakan Merdeka Belajar melalui misi penguatan aspek literasi di kalangan guru dan peserta didik.


Ketika ditemui oleh media ini, Rabu (8/11/2023), Direktur Yayasan Rumah Literasi Cakrawala, Gusty Rikarno, mengatakan bahwa upaya penguatan literasi merupakan tanggung jawab kolektif yang seharusnya melibatkan banyak pihak. Kehadiran Yayasan Rumah Literasi Cakrawala, ungkapnya, merupakan salah satu dari sekian banyak dukungan yang telah diberikan oleh berbagai lembaga serupa di provinsi NTT.

“Literasi merupakan aspek penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Kami hadir untuk mendukung kebijakan transformasi pendidikan ke arah yang lebih baik. Tentunya, kami merupakan salah satu dari sekian banyak pegerakkan serupa yang telah hadir untuk mendukung penguatan literasi,” ujarnya.


Gusty menuturkan, kemajuan pendidikan menjadi tolak ukur perkembangan suatu bangsa, sebab dengan kondisi pendidikan yang baik, maka Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dengan sendirinya dapat tercipta. Untuk memajukan pendidikan, terangnya, dibutuhkan penguatan aspek literasi sebagai salah satu dari sekian banyak aspek penting penunjang pendidikan.

“Literasi menjadi salah satu poin penting yang harus dikembangkan. Literasi dapat mendorong pembentukan daya kritis, pola berpikir yang berbasis pada realitas dan pemecahan masalah, serta mendukung pembentukan karakter setiap individu,” sambung Gusty.


Ia menambahkan, selama satu dekade perjalanan, Yayasan Rumah Literasi Cakrawala telah mendukung penguatan aspek literasi bagi ribuan guru dan peserta didik, serta ratusan mahasiswa dan masyarakat luas. Hal itu, tegas Gusty, menjadi komitmen Yayasan Rumah Literasi Cakrawala untuk mendukung kemajuan pendidikan dan peningkatan kualitas SDM di provinsi NTT melalui literasi.

Bergerak di Setiap Satuan Pendidikan

Dalam menjalankan perannya, Yayasan Rumah Literasi Cakrawala bergerak untuk menguatkan aspek literasi di setiap satuan pendidikan. Hal itu dikemas dalam kegiatan workshop literasi bagi guru dan peserta didik berupa pendampingan menulis yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru serta kreativitas dan daya kristis peserta didik.


Kegiatan workshop literasi yang rutin dilaksanakan oleh Yayasan Rumah Literasi Cakrawala tersebut selalu menuai pujian dan apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk kepala satuan pendidikan, salah satunya Kepala SMP Negeri 3 Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Anisius Panda Dora.


Ia memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan workshop literasi di sekolahnya pada 30 Oktober hingga 1 November 2023 bersama Yayasan Rumah Literasi Cakrawala. Menurutnya, kesuksesan para guru dan peserta didik dalam mengikuti proses pendampingan hingga bisa menghasilkan karya adalah hal yang luar biasa.

“Saya memberikan apresiasi bagi kita semua. Saya kagum dan bangga karena Bapak dan Ibu guru bisa menghasilkan karya tulis ilmiah dan bahkan mempresentasikan karya tersebut di depan para peserta dan narasumber. Selain itu, para peserta didik juga mampu menghasilkan karya tulis dan juga mampu mementaskannya di atas panggung,” ungkap Anisius.


Ia berharap, dengan diselenggarakannya kegiatan workshop literasi, para guru dan peserta didik bisa menumbuhkan semangat literasi membaca dan menulis. Hal itu, tegasnya, tidak boleh hanya berakhir pada output, tetapi juga outcome.

Penguatan aspek literasi yang gencar dilakukan oleh Yayasan Rumah Literasi Cakrawala sebenarnya selaras dengan pengimplementasian Merdeka Belajar. Peningkatan kapasitas guru sebagai penggerak pendidikan dan kreativitas peserta didik sebagai subyek pendidikan tentu mampu mendorong transformasi pendidikan demi terwujudnya SDM unggul Indonesia. 

Berorientasi pada Peserta Didik dan Berimbas pada Pembelajaran

Kegiatan literasi yang diselenggarakan oleh Yayasan Rumah Literasi Cakrawala juga bertujuan untuk menggali dan mengembangkan potensi peserta didik. Artinya, semua proses dan rangkaian workshop yang dilakukan harus berorientasi pada peserta didik itu sendiri dan bahkan berimbas pada pembelajaran.


Untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut, maka terdapat 3 indikator penting yang wajib diperhatikan sesuai dengan kebijakan Merdeka Belajar, yakni partisipasi peserta didik yang merata, pembelajaran yang efektif, dan tidak adanya ketertinggalan anak didik. Dengan begitu, semua program yang diselenggarakan akan berfokus pada pengembangan potensi peserta didik.


Misi besar Yayasan Rumah Literasi Cakrawala untuk menguatkan literasi, terkhususnya di kalangan peserta didik, tersebut turut diapresiasi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Beato Yosef Frent Omenu, saat membuka secara resmi kegiatan Workshop Literasi bagi Peserta Didik Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Se-Wilayah Miomaffo Barat, Kamis (14/9/2023) lalu, di SMP Negeri Oelneke.

Dalam sambutannya, Frent memberikan apresiasi dan limpah terima kasih kepada semua pihak, terutama Yayasan Rumah Literasi Cakrawala, yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan literasi bagi peserta didik tersebut. Menurut Frent, kegiatan literasi merupakan momentum yang sangat berharga untuk mengakarkan aspek literasi di kalangan peserta didik sebagai sasaran utama dari proses pendidikan.

“Saya mengucapkan terima kasih dan patut memberikan apresiasi bagi terselenggaranya kegiatan ini. Momentum ini sangat berharga bagi kita dan bisa memacu kita untuk saling berbagi terkait literasi. Dengan ini, kita bisa memperkuat dan mengakarkan literasi di kalangan peserta didik, apalagi mereka adalah sasaran utama dari proses pendidikan,” ungkap Frent.


Ia menuturkan, literasi sangat penting dewasa ini. Literasi, dalam hal membaca dan menulis, ujar Frent, memang perlu dibiasakan, sebab literasi merupakan salah satu aspek yang perlu ditingkatkan dalam rapor pendidikan.


Selain itu, tambah Frent, dengan kemampuan literasi yang baik, setiap orang bisa memahami lingkungan sekitar dan menunjang kehidupan sosialnya.

“Literasi membaca dan menulis sangat penting. Membaca bisa menambah wawasan dan menulis bisa membantu kita untuk membahasakan maksud dari pikiran kita. Untuk bisa menulis tentunya harus disertai dengan kebiasaan membaca agar bisa mendapatkan informasi yang sesuai,” tambahnya.


Dengan begitu, pungkasnya, proses pembelajaran di dalam kelas dapat berjalan dengan lancar, sebab guru dan peserta didik mampu berinteraksi sebab telah terbentuknya kreativitas dan daya pikir yang kritis terhadap informasi pengetahuan.

Membangun Kolaborasi untuk Kemajuan Pendidikan

Di akhir penyampaiannya kepada media ini, Gusty kembali menegaskan pentingnya aspek literasi sebagai dasar pembangunan generasi. Membangun generasi untuk menciptakan SDM unggul, ujarnya, bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab membutuhkan jalinan kerja sama di antara berbagai pihak. Salah satu cara yang bisa ditempuh, sambung Gusty, adalah dengan mengakarkan budaya literasi sejak dini melalui dunia pendidikan.

“Kita harus membangun dunia pendidikan ini secara bersama-sama. Misi menguatkan aspek literasi bukanlah pekerjaan yang mudah, sehingga butuh sinergitas-kolaborasi, bukannya bergerak dalam fragmentasi. Kita harus bergandengan tangan,” harap Gusty.


Membangun kolaborasi untuk kemajuan pendidikan, tandas Gusty, adalah hal ihwal yang harus diterapkan, sebab pendidikan sejatinya berperan untuk mewujudkan perubahan dan kesejahteraan sebuah masyarakat.(*)

 

 

   

 

 

Baca juga