HEADLINE

PRIORITAS L.U ,SEBAGAI PENDORONG PEREKONOMIAN PROVINSI NTT DAN KOTA KUPANG DIMASA PANDEMI

 


KUPANG;Jejakhukumindonesia.com,Kepala Bank Indonesia perwakilan NTT ,I nyoman Ariawan Atmaja bersama awak media pada kegiatan Press conference yang berlangsung di Cafe petir kupang,kamis( 16/09) menyampaikan sedikit perkembangan pertumbuhan ekonomi di NTT. 

Perekonomian Provinsi NTT pada triwulan II 2021 tumbuh sebesar 4.22% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0.12% (yoy). Pertumbuhan ekonomi NTT tersebut lebih rendah dibandingkan dengan nasional yang tumbuh sebesar 7.07% (yoy). 

Percepatan kinerja ekonomi NTT pada triwulan II 2021 terutama dipengaruhi oleh percepatan konsumsi RT dan konsumsi Pemerintah. Sementara dari sisi lapangan usaha, kinerja LU Perdagangan, LU Transportasi, dan LU Pertanian menjadi sumber pertumbuhan ekonomi NTT.

Struktur Ekonomi Provinsi NTT didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian dengan pangsa 29%, diikuti oleh LU Adm. Pemerintah, LU Perdagangan, dan LU Konstruksi yang masing-masing memiliki pangsa 14%, 11%, dan 10%. 

Secara khusus, Kota Kupang berkontribusi sebesar 22% dari Perekonomian Prov. NTT, dengan struktur ekonomi didominasi oleh LU Jasa Pendidikan dengan pangsa 15%, dan diikuti oleh LU Perdagangan dan LU Konstruksi dengan pangsa masing-masing sebesar 14,8% dan 14,9%. Sehingga LU ini menjadi LU prioritas sebagai pendorong perekonomian Provinsi NTT dan Kota Kupang dimasa pandemi.

Sementara itu, Provinsi NTT mengalami deflasi pada bulan Agustus sebesar 0,58% (mtm). Sedangkan secara tahunan, inflasi NTT tercatat sebesar 1,89% (yoy), lebih tinggi dari inflasi Nasional. Namun apabila dilihat lebih rinci, inflasi bahan makanan tercatat sangat tinggi sebesar 6,52% (yoy). Meskipun mulai melandai pasca Siklon Seroja pada bulan April, inflasi bahan makanan perlu terus menjadi perhatian bersama. LU Pertanian menjadi penting disamping sebagai LU Utama, juga merupakan Lapangan usaha yang berpengaruh secara langsung terhadap kestabilan harga dan kebutuhan pokok masyarakat.

Sejalan dengan hal tersebut, inflasi Kota Kupang pada bulan Agustus juga mengalami deflasi sebesar -0,56% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Provinsi NTT. Hal ini terutama didorong oleh penurunan harga cabai rawit dan daging ayam ras. Di sisi lain, harga komoditas ikan kembung, daun singkong, dan ikan tembang mengalami peningkatan harga.

Kasus terkonfirmasi Covid-19 di Prov. NTT pada tanggal 14 September 2021 mencapai 61.617 orang, dengan Case Fatality Rate sebesar 2,04% dan Positivity Rate mingguan mencapai 2,5%. Berdasarkan Inmendagri No. 41 Tahun 2021, Kota Kupang saat ini berada pada PPKM Level 3 sampai dengan 20 September 2021 dengan penerapan pembatasan kegiatan dan percepatan vaksinasi secara kontinyu.

Vaksinasi di Provinsi NTT telah dimulai sejak 15 Januari 2021, dan sampai dengan 14 September 2021, sebanyak 958 ribu orang sudah menerima vaksin dosis 1 (25.49%), dan sebanyak 503,5 ribu orang sudah menerima vaksin dosis 2 (13,14%). Adapun saat ini progress vaksinasi dosis pertama Kota Kupang sudah mencapai 222 ribu orang atau 66,56% dari target herd immunity, dan dosis kedua mencapai 137 ribu orang atau 41,31% dari target Provinsi. Kegiatan vaksinasi harus terus dipercepat, sebagai game changer pemulihan ekonomi di Kota Kupang maupun Provinsi NTT.

Sejalan dengan percepatan ekonomi, terdapat 5 strategi yang dapat dilakukan dalam mendorong pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, antara lain:

a. Mendorong pembukaan dan percepatan sektor produktif

b. Mendorong pembiayaan

c. Mendorong digitalisasi ekonomi dan keuangan

d. Mempercepat sinergi bauran kebijakan melalui stimulus ekonomi

e. Mendorong ekosistem digital  melalui digitalisasi perbankan dan interkoneksi sistem keuangan. 

Turut hadir dalam acara press conference Kepala biro ekonomi dan administrasi pembangunan setda provinsi NTT  Dr.Drs, jusuf Lery Rupidara M.si, kepala Bank indonesia perwakilan NTT I nyoman Aryawan Atmaja, Ketua DPD Rei NTT  Bobby pitobi dan deputi perwakilan dari ojk Setia aryanto.(hm)

Baca juga