HEADLINE

Pemilihan kepala Daerah (Pilkada) Serentak Akan digelar pada Bulan November 2024 Mendatang.



 

KUPANG;Jejakhukumindonesia.com,Salah satu bakal calon Bupati TTU periode 2024-2029, Yoseph Falentinus Delasalle Kebo, sudah melakukan manuver politik dan tebar pesona demi mendapat simpati dan menarik hati rakyat. 


Semua itu dilakukan demi memajukan tempat kelahirannya di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) atau yang disebut dengan nama Biinmaffo. 


Nama seorang Falentino Kebo tidak asing lagi bagi masyarakat TTU dan sekitarnya. Dirinya mengaku ditawari oleh beberapa partai besar untuk bertarung di pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Kupang. Namun semua tawaran itu tolak mentah-mentah karena niat dan tekadnya hanya satu yakni ingin memajukan TTU. 


Falen mengatakan, ada beberapa partai besar membutuhkan sosok pemimpin orang Timor di Kota Kupang. Karena sejak kota ini berdiri belum ada orang Timor jadi Wali Kota. 


"Tapi saya jawab mereka niat saya pertama adalah memajukan daerah saya yakni TTU. Jadi saya tidak ada niat untuk maju di daerah lain selain TTU,"kata Falen kepada wartawan di lobi Hotel Amaris Kupang pada Kamis, 24 Maret 2022. 


"Setelah TTU selesai dan berhasil baru saya berpikir untuk naik ke satu level. Kalau hari ini ditawari untuk maju di kota saya tidak tertarik karena yang ingin saya bangun adalah TTU,"tambahnya. 


Dikatakan, sejauh ini dirinya bersama tim sudah melakukan konsolidasi sampai tingkat akar rumput karena masyarakat tidak tertarik dengan janji-janji namun mereka butuh bukti. 


"Kalau persiapan secara tim dan infrastruktur kita sudah siap. Bahkan tim kita sudah sampai tingkat desa dan ranting. Karena sekarang ini masyarakat kita tidak akan percaya dengan berbagai wacana. Lebih baik kita berbuat saja yang penting jangan menjanjikan sesuatu. Biarkan mereka yang akan menilai,"ungkap pendiri Organisasi Masyarakat Bela Tanah Timor (Ormas Beta Timor) ini. 


Menurutnya, seorang wakil bupati itu sebagai penghibur atau pelengkap. Ada dan tidak tetap maju sebagai calon bupati. 


"Saya tidak berpikir soal wakil bupati. Kita ingin menghindari atau menghilangkan kultus tentang soal wakilnya orang Miomaffo atau Biboki karena saya dari Insana. Kita utamakan pasangan wakil yang mempunyai kesamaan pandangan visi misi untuk membangun daerah. Dan itu yang kita digandeng,"ucapnya. 


"Dan saya orangnya tidak suka balas dendam politik. Mari kita sama-sama hilangkan ego itu. Mau jadi kepala daerah itu harus jadi milik semua partai, milik masyarakat maupun milik semua golongan. Apalagi milik golongan tertentu, milik keluarga tertentu,  dan milik partai tertentu. Walaupun kita didukung oleh partai," bebernya. 


Lebih lanjut kata dia, membangun TTU harus dilakukan dengan semangat full supaya bisa mengurangi angka kemiskinan. 

Dan siapapun akan memimpin TTU ke depan harus memimpin dengan hati dan kasih. 


"Karena selama ini pemimpin kita orientasi politik atau kekuasaan lebih besar daripada kasih. Kita akan sulit untuk berempati kepada mereka yang membutuhkan. Kalau pemimpin itu tidak mengimani maka tidak akan ada perubahan. Karena orientasi dia adalah kekuasaan dan tidak berpikir bagaimana membangun masyarakat dan hal itu yang saya belum melihat," bebernya.(*tim)

Baca juga