HEADLINE

WaliKota Kupang Terima Kunjungan Kerja Konsulat Jenderal Australia Bali

 

KOTA KUPANG;Jejakhukumindonesia.com,Wali Kota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM,MH, menerima kunjungan kerja Konsulat Australia Bali, Anthea Griffin di rumah kebun kelompok tani Naioni, Rabu (18/5). Kunjungan Konjen dalam rangka meninjau langsung perkembangan dari program pemberdayaan petani sayur lokal melalui pelatihan pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan sampah pertanian dan sampah rumah tangga di masa pandemi covid 19. 


Selain membantu mengurangi sampah, project ini telah memberikan transfer teknologi kepada para peserta tentang cara membuat pupuk bokhasi dan pestisida organik dengan memanfaatkan bahan baku sampah pertanian dan sampah rumah tangga, yang  selain untuk digunakan pada aktivitas usaha tani sayuran di pekarangan dan kebun petani, juga dapat dijadikan produk bisnis untuk diperdagangkan.


Turut  mendampingi Wali Kota dalam acara tersebut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Kupang, Ir. Solvie Y. H. Lukas,  Camat Alak, Yulianus Willem Pally, SH,  Kepala Bagian Prokopim Setda Kota Kupang, Daud Noftianus Nafi, SSTP,MM, Tim Ahli dari Fakultas Pertanian Undana, Ir. Charles Kapioru,MS dan Ir. Selfius P.N. Nainiti, M.Sc, Agr,  Lurah Naioni, Filmon Tamael, SE, bersama para lurah se-kecamatan Alak, serta para petani anggota Kelompok Tani Ingat Aku Naioni. 


Wali Kota Kupang dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Australia atas dukungan dan bantuan kepada Pemerintah dan masyarakat Kota Kupang selama ini. Terima kasih juga disampaikannya kepada project leader program tersebut bersama rekan-rekan alumni Australia yang sudah menggagas program ini. 


Jeriko berharap proyek ini bisa terus berlanjut karena dinilai sangat membantu masyarakat Kota Kupang yang kurang mampu. Kepada para petani peserta program tersebut Wali Kota mengimbau untuk bertanggung jawab atas bantuan yang telah diberikan. “Jangan lihat berapa jumlah bantuannya, tapi lihat ini sebagai bentuk perhatian Australia untuk kita. Kalau ini berhasil bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi, pendidikan dan kesehatan juga,” tambahnya. 

Konsulat Jenderal Australia Bali, Anthea Griffin mengakui kerja sama antara Australia dan Indonesia sudah terjalin selama beberapa dekade, melingkupi bidang ekonomi, perdagangan, pertanian, olahraga, budaya dan pendidikan. Menurutnya Pemerintah Australia melihat pentingnya pendidikan mempersiapkan generasi muda untuk memimpin negara serta membangun dan membentuk hubungan internasional di masa depan. Dia menjelaskan proyek leader program pemberdayaan petani sayur lokal, Irma Nenobais merupakan alumni Australia yang berhasil mendapatkan dana awal dari Alumni Grant Scheme (AGS) atau Skema Hibah Alumni yang diadministrasikan oleh Australia Awards in Indonesia untuk mendukung proyek inspiratif pengelolaan sampah organik bagi petani di desa Naioni. Program Alumni Grant Scheme (AGS) dimaksudkan untuk menjaga hubungan dengan alumni Australia yang ada di Indonesia yang berjumlah sekitar 200 ribu orang. 


Konjen Australia Bali mengaku bangga dengan proyek inisiatif yang digagas Irma Nenobais dan kawan-kawan. “Program ini merupakan bukti nyata kontribusi Alumni Australia untuk membangun Indonesia. Semoga program ini berjalan lancar,” ungkapnya. Ditambahkannya pihaknya akan ikut mempromosikan program ini lewat akun resmi media sosial milik Pemerintah Australia. 


Soleman Nenosaban, perwakilan Kelompok Tani Ingat Aku Naioni menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Australia yang telah membuktikan kepeduliannya melalui program ini. Diakuinya selama ini dia bersama rekan-rekan petani lainnya sering mengeluh kekurangan pupuk untuk bercocok tanam. "Karena itu pada kesempatan yang sama mewakili para petani mereka juga minta dukungan Pemkot Kupang melalui dinas teknis untuk memberikan pendampingan kepada mereka sehingga bisa menghasilkan lebih banyak pupuk untuk memenuhi permintaan petani lainnya. Soleman juga meminta dukungan Pemkot Kupang untuk membantu mereka dalam memasarkan produk-produk pertanian organik. 


Project leader program pemberdayaan petani sayur lokal, Irma Nenobais memaparkan peserta program ini berjumlah 29 orang petani hortikultura, yang berasal dari beberapa kelompok tani yang berada dalam pengawasan dan binaan Balai Penyuluhan Pertanian Naioni, Alak, Kota Kupang (antara lain: Kelurahan Batuplat, Manulai II, Nunbaun Sabu, Manutapen, Penkase Oeleta, dan Kelurahan Naioni).


Dalam kegiatan ini mereka juga melibatkan tim ahli dari Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Undana, Pusat Inkubator Bisnis Dan Layanan Masyarakat Fakultas Pertanian Undana dan Laboratorium Penyuluhan Pertanian Fakultas Pertanian Undana. 

Dia berharap melalui kegiatan ini diharapkan kelompok petani sayur binaan Balai 6 Penyuluhan Pertanian Naioni, Alak, Kota Kupang, dapat mengadopsi inovasi pembuatan pupuk organik dan pestisida organik untuk kebutuhan usaha tani sayuran, dan juga dapat menjual ke warga masyarakat di Kota Kupang demi peningkatan pendapatan rumah tangga petani sayur.

 

Dalam kunjungan tersebut Wali Kota Kupang dan Konjen Australia Bali juga berkesempatan menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama antara kelompok tani Naioni dengan Fakultas Pertanian Undana tentang pengelolaan pupuk organik.(hms)

Baca juga