Advertisement
TAMBOLAKA;Jejakhukumindonesia.com,Bertepatan dengan momentum
perayaan HUT Provinsi NTT ke-64, Selasa (20 Desember 2022), di Desa Hameli Ate
Kecamatan Kodi Utara Kabupaten Sumba Barat Daya, PT. Bank Pembangunan Daerah
Nusa Tenggara Timur (PT. BPD NTT) menandatangani kesepakatan dengan Bank
Pembangunan Daerah Khusus Indonesia (Bank DKI).
Adapun kesepahaman bersama yang
ditandatangani oleh Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho dengan
Herry Djufraini, selaku Direktur Komersial dan Kelembagaan Bank DKI ini,
tentang Pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB) yang merupakan dasar dan pedoman
masing-masing pihak dalam melakukan konsolidasi pembentukan KUB yang meliputi
beberapa hal. Seperti penentuan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak,
penentuan skema kerja sama dan penentuan kebutuhan-kebutuhan secara terperinci.
Dan, kerjasama ini juga salah satu cara untuk memenuhi modal inti Bank NTT,
sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank
Umum.
Untuk diketahui bahwa penandatanganan
kesepakatan ini berlangsung saat rapat kerja antara Gubernur NTT Viktor
Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi bersama Forkopimda yang
dihadiri Kapolda NTT, Irjen Pol Johny Asadoma, Danlanud El Tari Kupang, Marsma
TNI Aldrin Petrus Mongan, Kasrem 161/Wira Sakti Kupang, Kol Inf Simon Petrus
Kamlasi. Turut hadir Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, I
Nyoman Ariawan Atmaja, Kepala kantor Otoritas Jasa Keuangan NTT, Japarmen
Manalu, serta seluruh bupati/walikota se-NTT.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander
Riwu Kaho kepada wartawan, beberapa saat seusai Raker bersama kepala daerah menjelaskan
bahwa salah satu strategi penguatan modal inti adalah membentuk Kelompok Usaha
Bank dengan Bank DKI.
“Dengan KUB tentu aspek pasar kita untuk
sektor industri semakin bertambah. Juga
soal transfer knowledge (pengetahuan)
dan penguatan SDM serta dunia digitalisasi yang semakin luas dan hebat. Nah,
mereka (Bank DKI) sudah mendahului, terutama SDM-nya sehingga akan terbangun networking hubungan dagang yang makin
kuat antara NTT dan DKI,”ujar Dirut Alex.
Bahkan dia mencontohkan pada sektor
peternakan, pengembangan ternak kecil dan besar untuk kebutuhan pangsa pasar
ternak di DKI bisa dipasok dari NTT. “Bicara industrialisasi, DKI yang memiliki
kapasitas dan modernisasi pengolahan berbagai komoditi, maka akan terbuka
peluang untuk investasi dari Jakarta masuk ke NTT untuk produksi dari NTT
keluar dalam bentuk produk yang sudah jadi, bukan lagi barang-barang mentah.
Dampaknya pada pertumbuhan nilai ekonomi dengan nilai unggul dan daya tumbuh
tentu akan terungkit,” jelasnya.
Ditambahkan, Bank DKI pada tahun 2023 akan menjadi bank
Initial Public Offering (IPO) atau Bank yang bisa melantai di bursa. “Kita di
Bank NTT akan melangkah ke sana dan kita belajar di Bank DKI untuk nanti Bank
NTT pada tahun 2025-2026 akan menjadi bank IPO. Apalagi NTT punya komoditi
unggul di NTT seperti Kopi, Vanili, Kakao, Bambu, Perikanan, Rumput Laut dan
Peternakan, itu kapasitasanya harus ditingkatkan. Dan intervensi mereka dalam
budidaya, teknologi dan modal itu akan memberikan daya pacu yang
cepat,”tegasnya.
Tidak hanya itu, dengan kerja sama KUB
maka terjadi saling tukar informasi soal produk perbankan dari masing-masing
pihak. “Jika ada produk perbankan kita yang sudah maju, bisa direplikasi oleh
Bank DKI, demikian juga sebaliknya,”pungkasnya. (HUMAS BANK NTT)