Wamenag Harapkan PTKK Integrasikan Teknologi Dengan Prinsip Pembangunan Manusia Berkelanjutan

KUPANG; Jejakhukumindonesia.com,Wakil Menteri Agama  (Wamenag) RI, Zainut Tauhid Sa’adi mengharapkan Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen (PTKK)  dapat mengintegrasikan teknologi dengan pembangunan manusia berkelanjutan untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.


“Kita sedang menghadapi perubahan sosial, perkembangan teknologi yang  pesat serta pergeseran budaya yang pengaruhi agama, pendidikan dan seni. PTKK harus dapat mengintegrasikan teknologi dengan prinsip-prinsip pembangunan manusia berkelanjutan untuk mengatasi tantangan zaman agar terus berkembang maju. Teologi kontemporer dan  kontekstual merupakan isu krusial yang harus ditanggapi dengan cerdas. Dengan terlibat dalam penelitiian, pengkajian dan penyelidikan ilmiah yang luas, kita dapat meningkatkan pemahaman tentang beragam sistem kepercayaan dan mengidentifikasi prinsip-prinsip universal bersama yang melekat pada seluruh umat manusia,”kata Wakil Menteri Agama saat memberikan sambutan dan membuka kegiatan _The 2nd International Conference on Christian and Inter-Religious_ (ICC-IRS) 2023 di Hotel Aston Kupang, Jumat (14/7).


Menurut Wamenag, kajian sosial dan agama sangat penting untuk memahami dinamika masyarakat yang semakin rumit. Dengan meneliti dan banyak bekerja sama, PTKK akan dapat hasilkan ide-ide kreatif yang akan bertahan lama. Kementerian Agama siap mendukung berbagai upaya PTKK tersebut.


“Perlu adanya upaya kolektif yang bertujuan untuk majukan pengembangan pendidikan tinggi Agama Kristen, meningkatkan mutu dan transformasi yang berkelanjutan, meningkatkan signifikansi kajian dan publikasi ilmiah yang mencapai standar yang tinggi. Juga meningkatkan  kualitas dan reputasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. PTKK  harus mampu  lahirkan lulusan yang siap hadapi kesulitan dunia kerja nyata secara profesional. Meningkatkan kerja sama dengan perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri untuk dorong dialog yang produktif,” kata Wamenag.


Lebih lanjut, Wamenag menegaskan, PTKK tidak boleh ketinggalan dalam pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pendidikan, administrasi dan penelitian. Investasi untuk meningkatkan infrastruktur teknologi perlu terus dilakukan.


“Pertemuan konferensi internasional ini harus mampu  hasilkan rekomendasi yang kostruktif tentang interaksi antara agama, pendidikan dan seni dalam lingkup PPTK agar semakin berkembang,” pungkas Wamenag

Sementara itu, Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi (JNS) dalam sambutannya  menegaskan, studi antar agama (Inter-religious Studies) merupakan bidang kajian yang sangat penting dan fundamental di perguruan tinggi khususnya di perguruan tinggi  yang bercirikan keagamaan karena Agama memiliki peran penting sebagai  pendorong gerak maju peradaban manusia.


‘Studi antar agama diharapkan dapat meningkatkan semangat moderasi beragama utamanya di kalangan intelektual yang kemudian dapat ditularkan kepada lingkungan sosial kemasyarakatan yang lebih luas,” kata Wagub JNS.


Wagub JNS berharap, kegiatan konferensi internasional ini dapat meningkatkan minat riset dan publikasi dari para mahasiswa dan dosen di  Perguruan Tinggi Keagaamaan Kristen berkaitan dengan kajian antar agama. Konferensi internasional ini juga  diharapkan mampu menghasilkan berbagai rekomendasi konstruktif dan praktis untuk membangun semangat moderasi beragama di tengah masyarakat.


“Dengan menghadirkan berbagai kajian dan perspektif berdasarkan studi kasus di dalam dan luar negeri, hendaknya dapat memperkaya pemahaman masyarakat tentang pentingnya menumbuhkembangkan semangat toleransi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” kata Wagub.


Selanjutnya, Wagub mengungkapkan julukan NTT sebagai Nusa Terindah Toleransi berakar pada tradisi yang sudah dihidupi masyarakat sejak dahulu kala. Masyarakat NTT memiliki nilai-nilai dan norma-norma budaya yang sangat menjunjung tinggi kearifan lokal, menjamin serta mencirikhaskan kerukunan,persatuan, persaudaraan  dan toleransi. 


“Ada berbagai tradisi dan kebiasaan di NTT yang dapat dijadikan kajian untuk memperkaya studi antar agama ini,” pungkas Wagub Nae Soi

Kegiatan _The 2nd International Conference on Christian and Inter Religious Studies_ (ICC-IRS) diprakarsai Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama dengan tuan rumah kegiatan ini adalah  IAKN Kupang.


Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 14-17 Juli dan menghadirkan berbagai pembicara dari dalam dan luar negeri. 


Tampak hadir pada kesempatan tersebut Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama, Jeane Marie Tulung, Ketua DPRD NTT, Emelia J. Nomleni, Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi NTT, Reginaldus S. S. Serang, Para Rektor dan Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen dari seluruh Indonesia, para narasumber, tokoh agama  dan undangan lainnya.(*)



Baca juga