Gubernur NTT Buka High Level Meeting TPID–TP2DD Tahun 2025


Kupang;Jejakhukumindonesia.com,Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, secara resmi membuka High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Tingkat Provinsi NTT Tahun 2025, yang digelar di Hotel Harper Kupang pada Sabtu, 6 Desember 2025.


Kegiatan ini mengusung tema "Sinergi Pengendalian Inflasi dan Akselerasi Percepatan Digitalisasi Daerah yang Tumbuh dan Berkelanjutan". Ini menjadi momentum strategis persiapan pemerintah jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.


Pertemuan ini dihadiri oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT, Adidoyo Prakoso, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi NTT, Matamira Bangngu Kale, Pimpinan Perum Bulog, Kabul Marliansyah, para anggota TPID–TP2DD, Pimpinan Perangkat Daerah lingkup Pemprov NTT, serta pimpinan dan perwakilan perbankan.


Dalam sambutannya, Gubernur NTT menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kerja sama dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga stabilitas harga di provinsi ini. Ia menekankan bahwa pencapaian tersebut merupakan buah dari sinergi antara pemerintah daerah, TPID, Bulog, dan berbagai mitra terkait sepanjang tahun 2025.


Gubernur menerangkan, berdasarkan data terakhir, inflasi NTT pada November 2025 tercatat sebesar 2,40% (YoY), sedikit meningkat dibanding Oktober yang berada di angka 2,00%, namun tetap berada dalam rentang target nasional 2,5% ± 1%. Angka ini juga lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar 2,72% (YoY), sehingga menempatkan NTT sebagai provinsi dengan inflasi terendah ke-10 di Indonesia.


Dan secara spasial, inflasi di lima kota yang menjadi indikator IHK juga menunjukkan kondisi yang sehat: Maumere mencatat inflasi terendah sebesar 1,31%, diikuti Waingapu 2,00%, Ngada 2,08%, TTS 2,40%, dan Kota Kupang 2,62%.


“Keberhasilan ini bukan sekadar angka, melainkan hasil nyata dari intervensi yang konsisten, termasuk 1.338 kegiatan pasar murah, sidak pasar, pemantauan distributor, operasi pasar, monitoring stok Bulog, bantuan pangan, serta berbagai program stabilisasi harga lainnya,” ujar Gubernur Melki.


Ia menegaskan bahwa upaya pengendalian inflasi yang berhasil ini mencerminkan kemampuan NTT untuk menjaga daya beli masyarakat dan memastikan ketersediaan bahan kebutuhan pokok tetap terjaga, khususnya menjelang momen penting seperti Natal dan Tahun Baru. Keberhasilan ini, menurut Gubernur, menjadi bukti bahwa kolaborasi yang terencana dan berkelanjutan dapat membawa manfaat nyata bagi seluruh lapisan masyarakat.


Prestasi Nasional : NTT Kembali Menjadi Provinsi Terbaik TP2DD Wilayah Nusampua


Pada kesempatan tersebut Gubernur juga mengumumkan bahwa NTT kembali meraih penghargaan sebagai TP2DD Provinsi Terbaik di wilayah Nusa Tenggara–Maluku–Papua (Nusampua) untuk kedua kalinya, setelah mendapatkan penghargaan serupa pada 2024.


Dengan bangga, Gubernur menjelaskan bahwa dari 22 pemerintah daerah, 19 telah masuk kategori "Pemda Digital", sebuah capaian yang menunjukkan percepatan digitalisasi di NTT berada dalam jalur yang tepat.


“Melalui berbagai terobosan seperti Aplikasi PRO NTT, implementasi Kartu Kredit Pemerintah Daerah (KKPD), digitalisasi transaksi retribusi, serta kebijakan tax amnesty berbasis sistem, ekosistem transaksi pemerintah semakin transparan, cepat, dan akuntabel,” ucapnya.


Meski demikian, Gubernur mengingatkan masih ada pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan: literasi digital masyarakat yang masih rendah, kesenjangan infrastruktur TIK, kesiapan infrastruktur perbankan, dan adaptasi SDM pemerintah yang perlu terus ditingkatkan.


Pemaparan BI : Inflasi Akhir Tahun Terkendali, Tapi Perlu Kewaspadaan


Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Adidoyo Prakoso memaparkan diagnosis inflasi akhir tahun. Menurut BI, inflasi Desember diproyeksikan tetap terkendali, meski berpotensi naik akibat meningkatnya permintaan jelang Natal–Tahun Baru dan dampak cuaca terhadap produksi ikan dan hortikultura. Selain itu, kenaikan harga emas global turut memberikan tekanan terhadap inflasi tahunan. Namun terdapat pula sejumlah faktor penahan:

turunnya tarif angkutan udara seiring bertambahnya rute dan maskapai,

stabilisasi harga energi tertentu oleh pemerintah,

operasi pasar dan penyaluran beras SPHP.


BI memberikan sejumlah rekomendasi kepada TPID, antara lain : memperkuat cadangan pangan melalui Pekarangan Pangan Lestari, dan sidak pasar dan distributor; menjaga kestabilan harga dengan memaksimalkan peran NTT Mart sebagai offtaker hasil panen petani; mendorong kelancaran distribusi dengan revitalisasi pelabuhan; dan mendorong komunikasi yang efektif dengan digitalisasi informasi harga pangan.


Pemaparan BPS : Makanan dan Transportasi Dorong Inflasi Bulanan, IPH Terkendali


Kepala BPS NTT, Matamira Bangngu Kale, menambahkan bahwa inflasi bulanan November 2025 sebesar 0,58%, terutama didorong kelompok makanan dan transportasi. Sejumlah komoditas seperti sawi hijau, bawang merah, dan daging ayam ras menjadi penyumbang utama.


Ia juga memaparkan perkembangan Indeks Perkembangan Harga (IPH), yang pada M4 November berada di angka -0,16%—menandakan harga secara umum relatif terkendali.


Selain memaparkan perkembangan inflasi, BPS juga menyajikan hasil dua studi mengenai dampak ekonomi dari dua event besar yang berlangsung sepanjang tahun 2025.


Pertama, Pameran Pembangunan HUT RI 2025. BPS mencatat bahwa tingkat kepuasan pengunjung mencapai 74 persen, indikasi bahwa acara ini bukan hanya menarik, tetapi juga memberikan pengalaman yang dianggap bermanfaat oleh sebagian besar masyarakat. Dari sisi ekonomi, pameran tersebut menghasilkan efek multiplayer yang signifikan, mencapai Rp 19,7 miliar, dengan nilai tambah bruto sebesar Rp 10,14 miliar. Kegiatan ini juga berkontribusi langsung pada pendapatan masyarakat melalui kompensasi tenaga kerja senilai Rp 3,7 miliar. Namun, BPS mengingatkan bahwa dampak seperti ini bersifat jangka pendek. Karena itu, diperlukan program yang berjalan sepanjang tahun untuk memberikan manfaat ekonomi yang lebih konsisten, seperti NTT Mart, yang terus mendukung petani dan UMKM dalam memasarkan produk mereka.


Kedua, Tour de NTT 2025. Ajang olahraga sekaligus promosi daerah ini menunjukkan kinerja pembiayaan yang sehat, dengan 70 persen pendanaan berasal dari sponsor, sehingga beban APBD dapat ditekan. Dampak ekonominya tercatat mencapai Rp 10,21 miliar, sementara nilai tambah bruto yang dihasilkan sebesar Rp 5,3 miliar. Dari sisi persepsi publik, gelaran ini mendapat sambutan hangat: 76 persen masyarakat menyatakan sentimen positif. Temuan ini menunjukkan bahwa Tour de NTT tidak hanya menggerakkan ekonomi, tetapi juga memperkuat citra daerah di mata publik.


Stok Pangan Terjaga, Bulog Distribusikan Bantuan ke Masyarakat


Sementara itu, Manager Pengadaan Perum Bulog Kantor Wilayah NTT, Kabul Marliansyah memaparkan kondisi stok pangan strategis menjelang akhir tahun. Saat ini, stok beras se-NTT mencapai 18 ribu ton, ditambah 355 ton beras premium, 566 ton gula, dan 789 ribu liter minyak goreng. Untuk memperkuat ketahanan pasokan, Bulog juga memastikan tambahan 15 ribu ton beras dari NTB dan Jawa Timur yang sedang dalam proses distribusi.


Di sisi lain, pemerintah terus memperluas jangkauan bantuan pangan kepada masyarakat. Bulan Desember ini, bantuan-bantuan akan disalurkan kepada 653.746 penerima, masing-masing mendapatkan 20 kilogram beras dan 4 liter minyak goreng. Meski demikian, Bulog mengakui masih terdapat tantangan di lapangan, terutama terkait kelangkaan BBM di wilayah Flores yang sempat menghambat kelancaran distribusi. Upaya koordinasi terus dilakukan agar proses penyaluran bantuan dapat berjalan lebih cepat dan merata ke seluruh kabupaten/kota.


Pemaparan Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan : Kolaborasi dan Transformasi untuk Stabilitas Harga


Dalam sesi diskusi Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi NTT, Selfi Handrayani Nange, menyampaikan apresiasi atas dukungan seluruh pihak sehingga HLM dapat terselenggara dengan baik. Selfi menegaskan bahwa pengendalian inflasi NTT sepanjang tahun berjalan cukup solid, dengan inflasi terjaga di kisaran 2,15 persen, hasil kolaborasi erat sektor pertanian, BPS, Bank Indonesia, Disperindag, dan pemerintah kabupaten/kota. Dengan performa ini, ia optimistis NTT berpeluang meraih Bank Indonesia Award pada tahun mendatang.


Ia juga menekankan bahwa NTT saat ini masuk 10 besar provinsi dengan pertumbuhan ekonomi terbaik sekaligus mencatat penurunan tingkat kemiskinan. Tantangan selanjutnya adalah memastikan manfaat capaian ekonomi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.


Selfi menambahkan bahwa berbagai event ekonomi sepanjang tahun memberikan dampak positif bagi aktivitas usaha, sehingga pemerintah berkomitmen melanjutkan event strategis di 2026, termasuk memperluas jaringan NTT Mart ke kabupaten-kabupaten untuk memperkuat distribusi dan akses pangan.


Ia juga menegaskan pentingnya kerja sama antar daerah, tindak lanjut rekomendasi digitalisasi TP2DD, serta penguatan koordinasi sesuai pendekatan 4K Bank Indonesia—Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, Komunikasi efektif.


Gubernur : 2026 Jadi Tahun Penguatan Kapasitas Produksi

Menutup pertemuan, Gubernur menyampaikan arah pembangunan ekonomi NTT ke depan. Ia menjelaskan bahwa 2025 adalah tahun peletakan fondasi, sementara 2026 harus menjadi tahun penguatan kapasitas produksi di sektor pertanian, kelautan, peternakan, perkebunan, pariwisata, hingga seni budaya.


Gubernur menegaskan bahwa struktur ekonomi NTT harus bertransformasi dari konsumsi ke produksi, dengan menggerakkan program One Village One Product, One School One Product, dan One Community One Product sebagai motor hilirisasi lokal. Ia berharap pada 2027 mulai lahir industri-industri baru, termasuk rencana pembangunan pabrik pakan ternak sebagai salah satu proyek strategis.


Gubernur menutup dengan ajakan untuk bergotong royong menyikapi pergerakan ekonomi di akhir tahun. 


“Semua pihak perlu bekerja sesuai porsi dan tanggung jawab masing-masing agar ekonomi tetap stabil hingga akhir tahun. Kita harus siap mengantisipasi berbagai kemungkinan di pasar. Semoga seluruh kondisi tetap terkendali. Dan untuk percepatan digitalisasi, mari bersama-sama mengedukasi masyarakat agar semakin terbiasa menggunakan layanan digital.” Pungkasnya.(*/ OW)



Baca juga