Wakil wali kota Kupang Serena Francis Hadiri Peringatan Hari Kesadaran Autisme Sedunia

 

KUPANG;Jejakhukumindonesia.com,Wakil Wali Kota Kupang, Serena Cosgrova Francis, S.Sos., M.Sc., menghadiri acara Peringatan Hari Kesadaran Autisme Sedunia yang digagas Yayasan Karya Musik Siloam di UPTD Taman Budaya Gerson Poyk, Minggu (27/4).


Peringatan ini mengusung tema “Berbeda tapi Istimewa, Rayakan Potensi, Rangkul Keberagaman, Autis Pasti Bisa”, bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang autisme, menghapus stigma negatif, dan membangun lingkungan yang inklusif serta suportif bagi penyandang autisme.


Berbagai kegiatan mewarnai acara, antara lain penampilan bakat anak-anak autis, sosialisasi pola asuh dan pembelajaran, diskusi edukatif, serta berbagai bentuk dukungan dari instansi pemerintah dan komunitas.


Turut hadir dalam kesempatan ini Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTT, diwakili Kabid Perlindungan Khusus Anak France Abednego Tiran; Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, diwakili Kabid Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Yanuarius Laka; Pemilik Rumah Musik Siloam Edy Nakmofa; Ketua Yayasan Rumah Musik Siloam, Adriana Buna Kalla; para kepala sekolah SLB di Kota Kupang; komunitas orang tua anak autis; serta berbagai pihak yang peduli terhadap isu autisme.


Dalam sambutannya, Serena menekankan bahwa autisme bukanlah kutukan, melainkan anugerah Tuhan yang membawa potensi dan talenta terpendam.

"Anak-anak yang dititipkan Tuhan kepada kita, apapun kondisinya, adalah karunia dan harta paling berharga. Kita harus lebih sabar, meminta hikmat dari Tuhan, dan memperlakukan anak-anak autis dengan penuh kasih karena di balik keterbatasan mereka, tersimpan bakat luar biasa," ungkap Serena.


Di hadapan ratusan anak-anak dari SLB Autis Naimata, Pusat Layanan Autis Naimata, SLB Negeri Pembina Kupang, SLB Negeri Kota Radja, SLB Negeri Kota Kupang, dan SLB Asuhan Kasih, Serena mengajak semua pihak untuk tidak membeda-bedakan anak autis dengan anak lainnya.

"Semua anak punya hak yang sama untuk belajar dan berkembang. Mari kita latih, dampingi, dan kembangkan potensi mereka," pintanya.


Dalam kesempatan itu, Serena juga secara khusus memberikan apresiasi kepada vocal group difabel tunanetra yang tampil mengisi acara.

"Penampilan adik-adik vocal group difabel tunanetra tadi luar biasa membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berkarya. Semangat mereka adalah inspirasi bagi kita semua," ungkapnya disambut tepuk tangan hadirin.


Serena menegaskan bahwa anak-anak autis bukanlah kutukan, melainkan anugerah Tuhan yang dikaruniai potensi dan talenta luar biasa.

"Setiap anak yang dititipkan Tuhan adalah istimewa, apapun kondisinya. Kita harus sabar, penuh kasih, dan melatih mereka dengan baik, karena mereka adalah harta paling berharga," ujar Serena di hadapan ratusan anak difabel autis dari berbagai SLB di Kota Kupang.


Ia juga menekankan komitmen Pemerintah Kota Kupang untuk memberi perhatian serius kepada anak-anak berkebutuhan khusus melalui berbagai program pembangunan inklusif.

"Saya bersama Bapak Wali Kota Kupang berkomitmen menghadirkan terapis profesional, memperluas akses pendidikan setara, serta membentuk forum akomodatif untuk mendukung anak-anak autis di Kota Kupang," tambahnya.


Serena mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk para orang tua, untuk terus bergandeng tangan membangun Kota Kupang sebagai Rumah Bersama yang inklusif dan ramah terhadap keberagaman.


Ia juga mengaitkan momentum ini dengan perayaan Hari Lahir Kota Kupang ke-139 dan Hari Jadi Kota Kupang sebagai Daerah Otonom ke-29. "Saya mengajak seluruh masyarakat, termasuk anak-anak difabel autis dan para orang tua, untuk terus berkontribusi membangun Kota Kupang yang ramah, adil, dan menghargai keberagaman. Autis pasti bisa!" seru Serena.


Dalam kesempatan tersebut, Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Yanuarius Laka, mengapresiasi Yayasan Karya Musik Siloam yang konsisten memperjuangkan hak dan ruang bagi anak-anak autis. "Kami akan terus mendorong penyediaan guru-guru profesional yang mampu membimbing dan mendampingi anak-anak dengan kebutuhan khusus," ujar Yanuarius.


Ketua Yayasan Karya Musik Siloam sekaligus Ketua Komunitas Autis Kota Kupang, Adriana Buna Kalla, yang akrab disapa Aki, dalam laporannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kota Kupang atas dukungan yang nyata terhadap komunitas autis.

"“Terima kasih dari Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kota Kupang telah hadir ini membuktikan bahwa pemerintah juga punya komitmen kuat untuk berpihak dalam mendukung tumbuh kembang anak-anak autis khususnya di Kota Kupang. Yayasan Karya Musik Siloam sebagai wadah bagi pengembangan seni anak-anak NTT, tahun ini kami bermitra dengan Komunitas Autis NTT untuk merayakan Hari Kesadaran Autis Sedunia, dengan tujuan memberi edukasi dan pendampingan kepada anak-anak autis bersama orag tua mereka, agar anak-anak tetap mendapat perhatian dari kita semua” ujar Aki Kalla.


Ia juga menambahkan Komunitas Autis yang ia pimpin senantiasa membutuhkan dukungan dari semua komponen masyarakat agar anak-anak autis juga punya masa depan cemerlang. "Yayasan Karya Musik Siloam bersama Komunitas Autis NTT terus berkomitmen memberi edukasi dan pendampingan, memastikan setiap anak autis mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang," tuturnya.


Pada bagian lain, Kabid PKA DP3AP2KB Provinsi NTT, France Tiran, menegaskan pentingnya dukungan dan kasih sayang kepada anak-anak autis.

"Tema ‘Autis Pasti Bisa’ menegaskan bahwa setiap anak memiliki potensi luar biasa. Mereka bukan untuk dikasihani, melainkan untuk diberi ruang, kesempatan, dan dukungan penuh agar dapat berkembang sesuai keunikan mereka," katanya.


France juga menjelaskan kebutuhan layanan pertumbuhan fisik dan psikis bagi anak autis, seperti terapi perilaku, terapi wicara, terapi okupasi, fisioterapi, terapi biomedika, sensori integrasi, hingga terapi akuatik. Ia menambahkan bahwa dinasnya terus mendorong lahirnya kebijakan dan layanan inklusif demi mendukung hak-hak anak dengan kebutuhan khusus.


Peringatan Hari Kesadaran Autisme Sedunia tahun ini turut dimeriahkan dengan berbagai penampilan seni anak-anak binaan Rumah Musik Siloam, sosialisasi dari psikolog tentang pola asuh dan pendampingan anak autis, sosialisasi pola pembelajaran dan terapi permainan, edukasi Cinta Bangga Paham Rupiah dari Bank Indonesia Perwakilan NTT melalui aksi panggung boneka, serta sosialisasi layanan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. (*/tnd)



Baca juga